Mesin ini mengombinasikan kegiatan penyiangan dan pemupukan. Prinsip kerjanya adalah pisau pemotong berfungsi untuk memotong gulma sampai pada akarnya.
Mesin dilengkapi roda pertama yang berfungsi untuk membenamkan gulma yang telah terpotong. Corong pengeluaran pupuk berfungsi untuk menaburkan pupuk di dekat akar tanaman dan roda belakang berfungsi untuk membenamkan pupuk yang telah ditebarkan.
Menurut Aceng, konsep pembuatan mesin penyiang dan pemupuk padi tersebut telah dimulai sejak bulan Oktober 2017 hingga Januari 2018. Proses pembuatan berlangsung kurang lebih dua minggu lamanya.
"Kami membuat mesin bekerja sama dengan bengkel las," katanya.
Latar belakang pembuatan alat pertanian tersebut berdasarkan pengalaman dengan petani ketika praktik lapang ternyata ada petani yang memupuk padi tidak melakukan penyiangan terlebih dahulu dengan alasan rumput masih kecil sehingga susah dilakukan penyiangan.
Padahal, lanjutnya, jika dilihat dari tujuan dari dua kegiatan itu adalah untuk mengoptimalkan pertumbuhan tanaman dengan penyerapan unsur hara yang tepat sasaran. "Sejak itu mulai terpikir oleh kami untuk membuat alat pertanian ini," katanya.
Si Tepuk telah diikutsertakan dalam Kompetisi Penemu Muda Teknologi Pertanian bertajuk Agriventor 2017 yang diselenggarakan oleh Gerakan Pemuda Tani Indonesia (Gempita). "Sebagai mahasiswa jurusan penyuluh pertanian, kami termotovasi untuk menciptakan alat yang bisa digunakan oleh petani," kata Dani.