Senin, 22 Desember 2025

Tanamkan Gerakan Menabung Seribu Rupiah Per Hari

- Rabu, 20 Juni 2018 | 11:39 WIB

-

Sudah bukan jadi rahasia umum jika bank keliling atau lintah darah membuat sulit masyarakat. Bunga yang tinggi memaksa warga membayar lebih uang pinjaman yang mereka ajukan. Warga sampai-sampai dibuat pusing menutupi jumlah bunga hutang yang mereka miliki. Hal ini pun mengundang keprihatinan dari Tokoh Muda asal Kota Bogor, Banu Lesmana Bagaskara.

Saat ini Banu fokus ingin berbuat lebih untuk masyarakat Kota Bogor, khususnya merubah budaya warga agar tidak lagi meminjam uang ke rentenir. Lantas konsep seperti apa yang dimilikinya? Berikut petikan wawancara Harian Metropolitan dengan pemuda berusia 21 tahun yang sudah aktif di dunia perkoperasian.

Sejak kapan Anda berkecimpung di dunia koperasi?

Saya sudah berkecimpung di koperasi sejak lulus SMA. Di koperasi saya belajar bagaimana kehidupan masyarakat berfinansial dan berniaga. Hingga saat ini saya aktif di Karang Taruna dan DPD KNPI Kota Bogor pada bidang koperasi, termasuk menjadi Pimpinan Cabang KSU Karya Mandiri Kecamatan Tanahsareal.

Apa yang melatarbelakangi Anda mau aktif di koperasi?

Pertama saya mau masuk di koperasi karena melihat fakta di lapangan, bahwa masih banyak warga atau masyarakat bawah yang teriak karena persoalan ekonomi. Makanya saya ingin menghidupkan kembali pentingnya ekonomi kerakyatan melalu koperasi.

Apalagi koperasi ini berbeda dengan orang yang memiliki usaha sendiri atau sebagai pebisnis. Kalau bisnis hanya provit yang dikejar sedangkan dengan saya masuk di koperasi kita belajar juga bagaimana mendapatkan provit dan anggotanya bisa tersejahterakan. Belum lagi orientasi bisnis pemuda yang akan datang itu tidak hanya harus berpikir kepada provit saja tetapi harus memikirkan juga dampak sosialnya, yaitu tentang kesejahteraan masyarakatnya.

Lalu, fokus apa yang sedang Anda lakukan saat ini?

Saat ini saya tengah fokus untuk mensosialisasikan pentingnya ekonomi kerakyatan. Yakni, melalui gerakan menabung seribu rupiah per hari. Tujuannya agar tidak ada lagi masyarakat yang terjepit atau terlilit hutang dengan rentenir.

Jadi kalau pun ada kebutuhan mendadak yang mengharuskan warga mengeluarkan uang banyak, entah itu karena persoalan tingginya harga sembako atau lain sebagainya, mereka sudah bisa mempersiapkan kekurangan itu salah satunya dengan tabungan perhari seribu rupiah. Warga pun tidak perlu lagi meminjam uang ke rentenir, tetapi bisa mengambil dari tabungannya sendiri.

Kita sosialisasikan dengan cara dor to dor berbasiskan RT. Kita lakukan bersama 30 orang persetiap RT-nya. Nantinya ke 30 orang ini akan menjadi simpul bagi saya untuk kembali mensosialisasikan kepada warga lainnya, kaitan pentingnya ekonomi kerakyatan ketimbang meminjam uang ke rentenir.

Sudah kita lakukan sejak awal tahun ini. Kita sasar para kaum ibu untuk mensosialisasikan gerakan menabung seribu rupiah perhari ini. Karena, diakui tidak akui terkadang permasalahan warga dengan rentenir berawal dari istri yang tidak memberitahukan kepada suaminya.

Kalau berjalan lancar kita juga ingin membantu peningkatkan infrakstruktur yang ada di wilayah termasuk kesejahteraan sosial masyarakat di Kota Bogor, khususnya di Kecamatan Tanahsareal. Karena, masih banyak Penerangan Jalan Umum (PJU) yang belum memadai, akses jalan yang masih sempit termasuk jalan berlubang,(rez)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

Kunker ke Kota Kisarazu, Bima Arya Perkuat Kerja Sama

Senin, 28 November 2022 | 16:01 WIB

Bantu Korban Gempa Cianjur, Antam Turunkan ERG

Kamis, 24 November 2022 | 11:08 WIB
X