Senin, 22 Desember 2025

Sepak Terjang Solahudin Pimpin Mi Al Bayyinah Target Cerdaskan Anak Bangsa

- Kamis, 20 September 2018 | 07:51 WIB

 METROPOLITAN - Delapan tahun Solahudin berkecimpung sebagai tenaga pendidik di Kabupaten Bogor. Kini, Solahudin merupakan Kepala MI Al Bayyinah. Dalam kepemimpinannya, ia memiliki target untuk bagaimana mencerdaskan anak bangsa, khususnya warga yang ada di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. Lantas konsep seperti apa yang dimilikinya? Berikut wawancara bersama pria kelahiran Bogor, 4 September 1973: Sejak kapan Anda menjadi te­naga pendidik? Saya merintis sebagai tenaga pen­didik sejak MI Al Bayyinah berdiri pada tahun 2012 dan sekarang saya adalah Kepala Sekolah-nya. Diluar sekolahan saya merupakan Sekre­taris Desa (Sekdes) Dramaga. Saya menjabat baru dua tahun belakangan ini. Apa alasan Anda mau menjadi seorang tenaga pendidik? Dari awal saya memang ingin menga­malkan ilmu yang saya miliki untuk masyarakat secara umum. Baik se­cara langsung maupun tidak langs­ung. Jadi kalau secara nasionalnya mungkin saya ingin ikut mencerdas­kan anak bangsa. Karena, kewajiban dasar kita sebagai tenaga pendidik yakni mendidik diri sendiri, kelu­arga hingga masyarakat pada umum­nya. Lalu, sebagai Kepala Sekolah gagasan seperti apa yang Anda miliki? Pertama yang perlu diketahui MI Al Bayyinah ini adalah dari oleh un­tuk masyarakat. Artinya, tidak hanya milik yayasan atau pun perseorang­an. Melainkan, lembaga yang memang menjadi milik masyarakat sehingga siapapun boleh berkontribusi untuk kemajuan pendidikan madrasah yang ada di Dramaga pada khususnya. Kalau soal gagasan, kita ketahui bahwa saat ini terjadi kemerosotan moral di masyarakat. Sedangkan, pendidikan dasar merupakan pon­dasi untuk membentuk karakter seseorang. Maka, pada dasarnya, hadirnya MI Al Bayyinah di Desa Dramaga ini untuk membentuk karakter masyarakat yang bersifat agama. Sehingga, diharapkan persoalan kemerosotan moral itu bisa ditanga­ni oleh kita dan generasi-gene­rasi yang akan datang bisa menjadi cerdas dan berpola pikir yang beriman dan bertakwa termasuk berilmu pengetahuan dan teknologi. Artinya, antara ilmu aga­ma dan dunia ada keseimbangan. Bagaimana cara Anda mengejar gagasan itu? Kita berikan pendidikan karakter dengan menanamkan hal mendasar yaitu ahlak. Yakni, melalui anak-anak dari mulai masuk sekolah diajarkan mengaji bersama guru kelasnya masing-masing. Setelah itu, mereka diarahkan ke Masjid unuk sholat dhuha bersama. Kemudian, mereka diberikan pemaha­man tentang ilmu Al- Quran dengan metode-metode yang gampang dicerna oleh anak-anak, termasuk di dalamnya tahfiz dan penghapalannya. Karena, target kita itu anak paling tidak ha­rus bisa menghafal juz 30. Apakah ada yang lain? Termasuk kita juga mewajibkan setiap guru harus mampu mem­baca dan menulis Al-Quran. Bahkan, mereka harus bisa menterjemahkan dan memberikan pemahaman Al- Quran itu sendiri terhadap anak-anak murdinya. Karena, para guru meru­pakan tauladan dan contoh bagi peserta didik. Kalau mereka tidak paham dalam konteks agama, khawatir menjadi suatu pembodo­han. Lantas, harapan Anda saat ini seperti apa? Tentunya kita ingin ber­prestasi di semua bidang, khususnya dalam segi sains dan teknologi. Dan alhamdulilahnya kita dalam beberapa event kegiatan di tingkat keca­matan maupun Kabupa­ten Bogor sudah bisa berprestasi dan bersaing dengan Madrasah lain­nya.(ads/d/rez)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

Kunker ke Kota Kisarazu, Bima Arya Perkuat Kerja Sama

Senin, 28 November 2022 | 16:01 WIB

Bantu Korban Gempa Cianjur, Antam Turunkan ERG

Kamis, 24 November 2022 | 11:08 WIB
X