33 tahun menjadi seorang pegawai negeri sipil membawa Wiwiek Rejatsiwi menjadi seorang lurah. Sebagai Lurah Curug, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, ibu dua anak ini berhasil menorehkan prestasi di wilayahnya. Kesuksesan ia dapat salah satunya berkat dukungan dari sang suami. Lantas seperti apa kiprah perjalanan karir istri dari Harja Sujarto D ini? Berikut wawancara Harian Metropolitan bersama perempuan kelahiran 5 September 1965:
Sejak kapan Anda menjadi PNS?
Saya menjadi PNS sejak tahun 1985. Awalnya saya aktif di dunia kesehatan dan dengan segala pertimbangan saya memutuskan berkiprah di bidang pemerintahan. Saat ini saya merupakan satu dari enam perempuan yang menjabat lurah di Kota Bogor.
Apa yang melatarbelakangi Anda mau menjadi seorang PNS?
Faktor utama saya menjadi PNS karena saya lulusan Sekolah Perawat Kesehatan (SPK) pada tahun 1984. Saya bukan memilih tetapi setelah lulus di kejuruan saya buat lamaran ke Bandung dan diangkat menjadi PNS.
Lalu, kenapa Anda meninggalkan dunia kesehatan dan memilih pemerintahan?
Sebenarnya saya nyaman di kesehatan. Namun, saya ingin sesuatu yang berbeda hingga akhirnya mencoba pindah ke lingkup Pemkot Bogor. Di dunia pemerintahan ini saya benar-benar belajar dari nol.
Sebagai PNS apakah ada prestasi yang sudah Anda hasilkan?
Untuk di dunia kesehatan saya berhasil menjadi perawat teladan dan menjadi fasilitator nasional yang diminta untuk mengajar di Universitas Pakuan. Kalau untuk di Kelurahan Curug ini alhamdulilah baru-baru ini wilayah kami berhasil menjadi nomor satu dari tiga kelurahan yang tuntas akan program PTSL. Kemudian, menjadi Pusat Pembelajaran Keluarga yang hanya ada satu-satunya di Kota Bogor.
Apakah ada yang lainnya?
Wilayah kita juga berhasil dicanangkan sebagai Kampung Ramah Anak dan diresmikan langsung Wali Kota Bogor pada tahun 2017. Tetapi, prestasi ini bukan semata-mata dari saya, melainkan ada turut serta warga yang antusias mewujudkan hal ini. Kemudian, RT dan RW kita juga saat ini sudah terbuka, mulai dari segi keuangan hingga pembangunan sarana prasarana yang sudah sesuai aturan. Terakhir, Karang Taruan kita berhasil berkiprah mengadakan kegiatan jalan sehat yang diikuti sebanyak seribu orang dari warga Curug.
Kemudian, selama menjadi seorang PNS apakah ada pengalaman menarik yang Anda rasakan?
Satu hal kenapa saya bisa eksis sampai saat ini, menjadi seorang lurah. Itu semua berkat izin dari suami saya. Bahkan, saya ini sangat dibantu oleh beliau. Kadang-kadang disaat luar jam kerja, pada hari Sabtu dan Minggu itu saya selalu ngantor, dan itu pun saya ditemani oleh suami saya, hingga akhirnya di sesama lurah itu sudah mengenal siapa suami saya.
Kalau bisa dibilang suami saya ini banyak berperan. Karena, saya banyak belajar dari bapak, mungkin karena beliau juga adalah seorang perwira TNI. Mulai dari diajarkan mengenai kedisiplinan, bahwa saya harus tepat waktu atau bisa menghargai waktu. Kemudian, memikirkan tentang kesejahteraan anggota atau staf-staf saya, bahwa seorang pemimpin itu harus memberi bukan meminta. Dan banyak lagi lainnya yang diajarkan suami saya mengenai basic kepemimpinan. Intinya saya sangat bersyukur memiliki suami yang sangat pengertian. (rez)