Minggu, 21 Desember 2025

Di Balik Kesuksesan Lurah Curug, Wiwiek Rejatsiwi Berguru Ke Suami Hingga Berprestasi

- Rabu, 17 Oktober 2018 | 07:25 WIB

 33 tahun menjadi seorang pegawai negeri sipil membawa Wiwiek Rejatsiwi menjadi seorang lurah. Sebagai Lurah Curug, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, ibu dua anak ini berhasil menorehkan prestasi di wilayahnya. Kesuksesan ia dapat salah satunya berkat dukungan dari sang suami. Lantas seperti apa kiprah perjalanan karir istri dari Harja Sujarto D ini? Berikut wawancara Harian Metropolitan bersama perem­puan kelahiran 5 September 1965:

 Sejak kapan Anda menjadi PNS?

Saya menjadi PNS sejak tahun 1985. Awalnya saya aktif di dunia kesehatan dan dengan segala pertimbangan saya memutuskan berkiprah di bidang pemerintahan. Saat ini saya merupa­kan satu dari enam perempuan yang menjabat lurah di Kota Bogor.

Apa yang melatarbelakangi Anda mau menjadi seorang PNS?

Faktor utama saya menjadi PNS ka­rena saya lulusan Sekolah Perawat Kesehatan (SPK) pada tahun 1984. Saya bukan memilih tetapi setelah lulus di kejuruan saya buat lamaran ke Bandung dan diangkat menjadi PNS.

Lalu, kenapa Anda meninggalkan dunia kesehatan dan memilih pe­merintahan?

Sebenarnya saya nyaman di kese­hatan. Namun, saya ingin sesuatu yang berbeda hingga akhirnya mencoba pindah ke lingkup Pemkot Bogor. Di dunia pemerintahan ini saya benar-benar belajar dari nol.

Sebagai PNS apakah ada prestasi yang sudah Anda hasilkan?

Untuk di dunia kesehatan saya ber­hasil menjadi perawat teladan dan menjadi fasilitator nasional yang diminta untuk mengajar di Univer­sitas Pakuan. Kalau untuk di Kelu­rahan Curug ini alhamdulilah baru-baru ini wilayah kami berhasil men­jadi nomor satu dari tiga kelurahan yang tuntas akan program PTSL. Kemudian, menjadi Pusat Pembe­lajaran Keluarga yang hanya ada satu-satunya di Kota Bogor.

Apakah ada yang lainnya?

Wilayah kita juga berhasil dicanang­kan sebagai Kampung Ramah Anak dan diresmikan langsung Wali Kota Bogor pada tahun 2017. Tetapi, pre­stasi ini bukan semata-mata dari saya, melainkan ada turut serta warga yang antusias mewujudkan hal ini. Kemu­dian, RT dan RW kita juga saat ini sudah terbuka, mulai dari segi keuangan hingga pembangunan sarana pra­sarana yang sudah sesuai aturan. Terakhir, Karang Taruan kita berhasil berkiprah mengadakan kegiatan jalan sehat yang diikuti se­banyak seribu orang dari warga Curug.

Kemudian, sela­ma menjadi seo­rang PNS apakah ada pengala­man menarik yang Anda ra­sakan?

Satu hal ke­napa saya bisa eksis sampai saat ini, men­jadi seorang lurah. Itu se­mua berkat izin dari suami saya. Bahkan, saya ini sang­at dibantu oleh beliau. Kadang-ka­dang disaat luar jam kerja, pada hari Sabtu dan Minggu itu saya selalu ngantor, dan itu pun saya dite­mani oleh suami saya, hingga akhir­nya di sesama lurah itu sudah mengenal siapa suami saya.

Kalau bisa dibilang suami saya ini banyak berperan. Karena, saya banyak belajar dari bapak, mungkin karena beliau juga adalah seorang perwira TNI. Mulai dari diajarkan mengenai kedisiplinan, bahwa saya harus tepat waktu atau bisa men­ghargai waktu. Kemudian, memikir­kan tentang kesejahteraan ang­gota atau staf-staf saya, bahwa seorang pemimpin itu harus memberi bukan meminta. Dan banyak lagi lainnya yang diajarkan suami saya menge­nai basic kepemimpi­nan. Intinya saya sangat bersyukur memiliki suami yang sangat pengertian. (rez)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

Kunker ke Kota Kisarazu, Bima Arya Perkuat Kerja Sama

Senin, 28 November 2022 | 16:01 WIB

Bantu Korban Gempa Cianjur, Antam Turunkan ERG

Kamis, 24 November 2022 | 11:08 WIB
X