Senin, 22 Desember 2025

Wujudkan Universitas Mathla'ul Anwar Di Bogor

- Sabtu, 2 Februari 2019 | 09:25 WIB

METROPOLITAN - Abdul Azis Sarnata, ketua Pengurus Daerah (PD) Mathla’ul Anwar Kabupaten Bogor. Dalam kepemimpinannya,

ia memiliki target bisa membawa perubahan yang lebih baik untuk Mathla’ul Anwar. Lantas seperti apa gagasan yang dimilikinya? Berikut petikan wawancara Harian Metropolitan bersama pria berusia 45 tahun ini: Sejak kapan Anda aktif menjadi pengurus Mathla’ul Anwar? Saya aktif sejak 2008 yang diawali sebagai ketua Generasi Muda Mathla’ul Anwar Kabupaten Bogor. Apa yang melatarbelakangi Anda terjun ke lembaga ini? Lembaga ini bergerak di bidang pendidikan, dakwah dan sosial. Apa­lagi, Mathla’ul Anwar lebih fokus terhadap dunia pendidikan, khus­usnya pendidikan berazaskan Islam atau disebut madrasah. Lalu, apa yang ingin Anda laku­kan sebagai ketua? Saya sangat prihatin melihat kon­disi madrasah saat ini, di mana ham­pir semua madrasah kurang menda­patkan perhatian dari pemerintah, khususnya sarana dan prasarana. Maka dari itu, saya punya target atau ingin melihat madrasah ini lebih maju dan diminati serta lebih dip­erhatikan pemerintah, baik tingkat Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Ba­rat hingga Pemerintah Pusat. Apakah ada yang lainnya? Lembaga pendidikan yang tergabung dengan Mathla’ul Anwar Kabupaten Bogor saat ini kan baru dari tingkat Pendidikan Usia dini sampai SMA. Ke depan, kami dari pengurus di Kabupaten Bogor menginginkan adanya Universitas Mathla’ul Anwar di Kabupaten Bogor. Ini yang sedang kita kejar atau wujudkan. Terakhir, adakah pengalaman menarik selama Anda bergabung di Mathla’ul Anwar? Banyak sekali. Seperti saat melakukan kun­jungan ke lembaga pendidikan Mathla’ul Anwar di pelosok dae­rah. Kendaraan roda empat tak bisa mencapai titik lokasi dan harus dilalui roda dua atau berjalan kaki. Bagi saya itu me­narik dan membuat berseman­gat. Belum lagi, mad­rasah ini masih sangat kental dengan tradisi samenan. Terle­bih, ada madrasah yang melaksanakan samenan dengan memberikan cinde­ramata kepada guru­nya berupa satu ekor ayam yang dibawa siswa dan siswinya. Hal itu sudah langka untuk zaman saat ini dan harus dipertahan­kan.(mul/c/rez/py)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

Kunker ke Kota Kisarazu, Bima Arya Perkuat Kerja Sama

Senin, 28 November 2022 | 16:01 WIB

Bantu Korban Gempa Cianjur, Antam Turunkan ERG

Kamis, 24 November 2022 | 11:08 WIB
X