METROPOLITAN - Wali Kota Bogor, Bima Arya, menyampaikan ada tiga hal yang harus dijalankan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor untuk mewujudkan Kota Bogor sebagai Kota Sehat. Yakni dari aspek kelembagaan, kolaborasi dan konsistensi. Hal itu dikemukakan Bima Arya saat menerima Tim Pendamping Kabupaten atau Kota Sehat Provinsi Jawa Barat 2019 di Paseban Sri Bima, Balai Kota Bogor, kemarin.
Dari aspek kelembagaan, setiap perangkat daerah harus memahami konsep Kota Sehat dengan menerjemahkannya dalam kegiatan yang ada dan mengawal seluruh pelaksanaannya. Sementara itu, aspek kolaborasi yakni semua harus bergerak bersama menuju Kota Sehat dan Kota Keluarga. Pemerintah, kampus, sektor usaha, komunitas dan media atau konsep Pentahelix harus dijalankan. Aspek konsistensi, sambung Bima, semua program yang sudah ditetapkan harus terus dikawal dan melangkah maju. Penghargaan yang sudah diraih harus lebih ditingkatkan. “Kita kuatkan dan maksimalkan ketiga aspek ini dan untuk mendukungnya harus dilengkapi inovasi,” kata Bima. Menurut dia, inovasi yang saat ini dijalankan Pemkot Bogor untuk melengkapi tiga aspek tersebut, di antaranya Kota Bogor menjadi kota pertama yang memiliki regulasi penerapan Germas (Gerakan Masyarakat Sehat). Lalu, Sekolah Ibu yang bentuknya pengajaran informal bagi para ibu di Kota Bogor serta program naturalisasi Ciliwung dengan tiga target meningkatkan kualitas hidup warga, membangun wisata air (kampung tematik) dan mencegah banjir. Hal lain yang berjalan secara konsisten di antaranya perbaikan fasilitas olahraga, rencana pembangunan satu kecamatan satu GOR, fokus mendukung kegiatan pre-emtif dan preventif kaitan kultur hidup sehat di wilayah. “Jadi tidak hanya infrastruktur tetapi juga kultur turut dibangun, tidak hanya ramai dikunjungi wisatawan tetapi juga membangun kesadaran warganya,” ucapnya. Lalu, Ketua Tim Pembina Kota atau Kabupaten Sehat Tingkat Provinsi Jawa Barat, Kani, menyebutkan, Kota Sehat bukan tanggung jawab dinkes semata. (*/rez/py)