METROPOLITAN - Sejak kapan Anda aktif di dunia politik? Saya aktif sejak tahun 2007. Tiga kali saya terlibat dalam mendirikan partai. Yaitu, Partai Matahari Bangsa, Partai NasDem dan Partai Perindo. Semuanya di tingkatan pusat. Apa yang melatarbelakangi Anda mau terjun ke dunia politik? Karena hobi saya di politik dan background saya seorang aktivis. Saya sempat menjadi Presiden Mahasiswa BEM FAI Universitas Muhammadiyah Jakarta. Tentunya, sebagai aktivis saya punya nalar intelektual terhadap persoalan-persoalan yang berkaitan dengan kemaslahatan bangsa. Apakah ada yang lainnya? Bagi saya politik itu adalah dakwah. Belum lagi, partai politik adalah pilar utama demokrasi, dan sistem demokrasi kita melalui Partai Politik. Maka,salah satu jalan untuk terlibat dalam pembagunan dan perbaikan bangsa untuk lebih baik, tentu harus berpolitik. Menurut saya partai politik harus diisi oleh orang-orang yang punya niat baik dan daya pengorbanan bagi bangsa dan negara. Bbergabungnya saya di dunia politik, sebagai salah satu jalan atau perantara bagaimana bisa merubah nasib bangsa menjadi lebih baik sesuai dengan cita-cita NKRI yang termasuk dalam pembukaan UUD 1945. Sebagai caleg, apa yang ingin Anda lakukan? Tentunya mewujudkan kesejateraan Indonesia sesuai dengan visi Partai Perindo yaitu mewujudkan Indonesia berkemajuan, adil, makmur, berdaulan dan berbudaya. Dimana ada beberapa hal yang harus dilakukan. Pertama, merubah sistem ekonomi liberal yang selama ini dianut kepada sistem ekonomi kerakyatan dengan pendekatan proteksionisme. Artinya, melindungi kelompok-kelompok kecil sehingga mereka bisa sejahtera dan berdampak untuk ekonomi kalangan bawah. Cara yang dilakukan dengan meningkatkan UMKM melalui permodalan dan memberikan keterampilan sehingga dapat meningkatkan penghasilan. Kedua, kaitan pendidikan. Perlu diakui bahwa angka rata-rata lama sekolah ini masih rendah, khususnya di Kabupaten Bogor. Maka, Sumber Daya Manusia (SDM) ini harus didorong agar masyarakat produktif sehingga kesejahteraannya meningkat. Rumus negara sejahtra adalah lebih banyak lapangan kerja ketimbang pencari kerja. Adakah yang lainnya? Saya ini dilahirkan dari desa dan dari seorang petani yang tinggal di Kampung Hulurawa, Desa Bantarsari, Kecamatan Rancabungur, Kabupaten Bogor. Tentunya, saya punya beban moril untuk peduli dan bagian konsen saya untuk mewujudkan kesejahteraan petani. Karena, problem yang dirasakan petani saat ini adalah keterbatasan lahan sehingga penghasilan mereka terbatas. Maka, saya bercitacita di Indonesia ada Bank Petani yang dapat memberikan akses kredit tanah seperti di negaranegara maju. Tujuannya, agar bisa menjamin kesejahteraan mereka dan lebih maju lagi. Seberapa urgent untuk Kabupaten Bogor? Coba bayangkan saja, saat ini lahan sudah hampir habis, banyak lahan hijau sudah menjadi lahan permukiman, yang terjadi lahan pertanian sudah menipis dan mengurangi penghasilan para petani, sehingga masa depan anak-anak mereka juga suram. Tentunya, masa depan ini bermasalah untuk perkembangan petani di Kabupaten Bogor. Padahal, Bogor ini dikenal sebagai daerah pertanian yang produksi sayurannya cukup luar biasa. Maka, ini yang akan saya perjuangkan di parlemen nanti. (khr/d/rez)