Hasanudin, seorang Pelaksana Tugas (Plt) Perkumpulan Guru Honor (PGH) Kabupaten Bogor. Keaktifannya di organisasi ini bertujuan untuk mengawal dan merealisasikan keluh kesah guru honorer yang ada di Bumi Tegar Beriman. Lantas seperti apa kisah perjalanan karirnya? Berikut petikan wawancara Harian Metropolitan dengan pria kelahiran 1981:
Sejak kapan Anda menjadi Plt?
Saya menjabat sebagai ketua PGH Tinggkat Kabupaten Bogor sejak September tahun 2018. Jabatan ini saya emban untuk memprjuangkan hak para guru honorer.
Apa yang melatarbelakangi Anda mau menjadi seorang Plt PGH?
Berangkat dari keprihatinan. Karena masih banyak guru-guru honor di Kabupaten Bogor yang belum sepenuhnya mendapatkan perhatian. Untuk itu, saya ingin mengawal keluh kesah guru honorer agar aspirasi mereka tersampaikan dan didengarkan pemerintah.
Ada berapa jumlah guru honorer di Kabupaten Bogor?
Guru honorer di Kabupaten Bogor yang terdata kurang lebih 14.000. Semua rata-rata hanya mendapatkan upah di bawah Rp200-300 ribu perbulan. Tentu, hal ini sangat miris jika dlihat dari upah yang didapat mereka, jauh dari kata layak.
Lalu, terobosan seperti apa yang Anda miliki?
Yang pasti saya akan mengawal terus aspirasi guru honorer agar mereka lebih baik dan sejahtera. Sampai saat ini program-program yang sudah kita aspirasikan baik lewat legislatif maupun eksekutif belum terealisasi.
Terakhir, harapan Anda seperti apa?
Dengan pemimpin yang baru kebijakan juga tentu harus baru. Semoga pemimpin sekarang mau mengedepankan kesejahteraan guru honorer se-Kabupaten Bogor yang lebih baik. Terutama banyak keluh kesah Guru Honorer (Guhon) pencairan upah kesejahteraan pegawai yang sering tidak tepat waktu dan kenaikan kespeg yang belum pasti. Padahal sudah di anggarkan kenaikannya oleh APBD. (mul/c/rez)