Menjadi mahasiswa tak cukup hanya mengandalkan kampus untuk mengeksplorasi diri. Sadar akan hal itu, Fathulloh Fawait yang tercatat sebagai mahasiswa jurusan Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Ibn Khaldun (UIKA) Bogor memutuskan terjun ke organisasi. Pria yang akrab disapa Sihol ini memilih Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) sebagai wadah menempa diri dan mengasah kemampuan.
SAAT ini, Sihol menjabat sebagai ketua Bidang Pembinaan anggota HMI Cabang Kota Bogor. Sebelumnya, ia juga menempat i posisi cukup strategis lintas organisasi. Sebagai wadah menempa diri, Sihol berharap HMI kembali ke khittah perjuangan dan kader-kadernya menjadi insan yang kritis dan terbuka.
Apa yang melatarbelakangi Anda terjun ke organisasi mahasiswa?
Latar belakang saya terjun ke dunia organisasi karena tekad yang bulat. Sebagai mahasiswa yang cenderung akademis dan teoritis, saya butuh wadah untuk mengeksplor diri. Di sinilah HMI memberi ruang untuk menempa diri dan mengasah kemampuan. Di sisi lain, latar belakang pendidikan di TMI Al-Amien Prenduan yang memiliki prinsip berdiri di atas dan untuk semua golongan dan memiliki semboyan Iman, Ilmu, Amal selaras dengan arah perjuangan kampus dan HMI. Terlebih, HMI merupakan organisasi independen yang tidak terikat pihak mana pun.
Sejak kapan Anda menjadi pengurus HMI Kota Bogor?
Saya menjadi pengurus HMI berawal dari kepengurusan dan menjadi ketua Bidang Pendidikan dan Pelatihan Lembaga Pers Mahasiswa Islam (LAPMI) 2016-2017. Setelah itu pindah ke tingkat komisariat dan berlanjut pada kepengurusan di tingkat cabang HMI pada 2017-2018. Hingga saat ini jelang konferensi cabang ke VI HMI cabang kota Bogor, saya masih aktif dan menduduki ketua Bidang Pembinaan Anggota HMI cabang Kota Bogor.
Program apa yang sudah tercapai?
Pada bidang saya, di periode berjalan ini, dilaksanakan Latihan Kader (LK) II HMI tingkat nasional yang pesertanya pun dari nasional.
Apa program ke depan untuk HMI?
Ke depan program yang saya harapkan adalah realisasi dan optimalisasi training formal, seperti LK I, II dan III. Selain itu, training informal semisal senior course, training of trainer dan lainnya. Yang terdekat, kita coba realisasikan Sekolah Nilai Dasar Perjuangan (NDP) untuk memperjelas arah juang HMI. Insya Allah usai Lebaran pada Juni, HMI cabang Kota Bogor akan latihan khusus Kohati tingkat nasional. Ini bersinergi dengan ketua umum Kohati HMI cabang Kota Bogor. Saya yakin HMI siap menghadapi bonus demografi ke depan.
Apa harapan Anda untuk HMI?
Harapan saya adalah kembalinya HMI kepada khittah perjuangan HMI yaitu kebenaran dan keadilan, mempertebal keislaman yang rahmatan lil alamin serta menjaga independensi HMI. Kader HMI harus inklusif dan terbuka, kritis serta dinamis.
Untuk mempermudah arah juang HMI, diperlukan instrumen perjuangan. Meleburlah mulai dari guru mengaji di musala atau masjid hingga pemangku kebijakan demi tercapainya masyarakat adil makmur yang diridai Allah. Era digital yang memungkinkan HMI untuk berkembang dan melebarkan sayap harus dilandasi ideologi HMI yaitu nilai dasar perjuangan yang bersumberkan Alquran dan hadis. (mul/c/fin/py)