Senin, 22 Desember 2025

Berangkat Dari Keprihatinan

- Jumat, 28 Juni 2019 | 08:31 WIB

METROPOLITAN - Rasa keprihatinan dalam membudayakan membaca, membuat Asep Humaedi membentuk komunitas membaca. Hal itu dilakukan demi mengenalkan budaya membaca. Bagaimana kisahnya, berikut perjalanan lelaki kelahiran 15 Desember 1992 itu.

Sejak kapan Anda mendirikan Komunitas Perpustakaan Jalanan?

Saya mendirikan komunitas ini sejak 10 Juni 2014. Semua ini berangkat atas kepedulian terhadap anak-anak yang kurang mendapatkan akses membaca.

Apa yang melatarbelakangi Anda mendirikan komunitas ini?

Secara garis besar, saya prihatin secara pribadi melihat kondisi di lingkungan saya saat ini. Dengan perkembangan zaman saat ini, malah semakin mengikis budaya membaca di masyarakat. Dari situlah, dengan bermodalkan koleksi buku pribadi sekitar lima buah, saya mulai membuka ruang membaca gratis di tempat umum. Terkadang di pinggir jalan, depan majelis hingga lapangan bola.

Apa yang sudah Anda lakukan selama mendirikan komunitas jalananan?

Tidak cukup banyak yang saya lakukan. Namun, apa yang sudah saya lakukan yaitu membuka ruang membaca di tempattempat umum. (Ngampar buku gratis), keliling kampung yang memang sulit mendapatkan akses buku bacaan.

Apa harapan Anda untuk komunitas ini?

Harapan saya semoga semakin banyak komunitas literasi yang memang peduli terhadap persoalan pendidikan. Karena Indonesia saat ini berada di posisi kedua paling bawah dari 61 negara yang hobi membaca buku di dunia. Paling tidak untuk Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor agar segera mendorong setiap desa untuk mendirikan perpustakaan desa. (mul/d/ yok/run)a

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

Kunker ke Kota Kisarazu, Bima Arya Perkuat Kerja Sama

Senin, 28 November 2022 | 16:01 WIB

Bantu Korban Gempa Cianjur, Antam Turunkan ERG

Kamis, 24 November 2022 | 11:08 WIB
X