METROPOLITAN - Peringatan Hari Pahlawan Nasional di Kota Bogor diisi berbagai kegiatan. Selain upacara dan tabur bunga di Tempat Makam Pahlawan (TMP) Dreded, juga diwarnai orasi kepahlawanan hingga deklarasi dari mahasiswa yang menyatakan sikap kepada pemerintah pusat untuk menganugerahi gelar pahlawan untuk tiga tokoh asal Bogor. Orasi kepahlawanan dan deklarasi itu digelar di Tugu Kujang Bogor, Minggu (10/11) malam, yang digagas organisasi mahasiswa kelompok Cipayung Plus. Di antaranya Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) dan Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI). Kemudian Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMMI), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) dan Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI). Hadir dalam kesempatan tersebut Wali Kota Bogor Bima Arya yang mengikuti jalannya kegiatan dari awal hingga akhir acara. Ada empat poin dalam pernyataan sikap yang dibacakan mahasiswa dan disaksikan Bima Arya. Pertama, mendesak Presiden Joko Widodo dan pemerintah pusat agar segera menetapkan dan menganugerahi pahlawan asli Bogor, yakni KH Sholeh Iskandar, KH Abdullah Bin Nuh dan KH Tubagus Muhammad Falak sebagai Pahlawan Nasional Republik Indonesia yang telah direkomendasikan beberapa tahun ke belakang. Kedua, mendesak pemerintah pusat maupun pemerintah daerah agar memerhatikan, membina dan menyejahterakan para veteran yang telah berjuang untuk masyarakat, bangsa dan negara. Ketiga, mendorong pahlawan Bogor agar dimasukkan mata pelajaran atau kurikulum muatan lokal di setiap lembaga pendidikan yang ada di Bogor. Terakhir atau keempat, mengajak Pemerintah Kota dan Kabupaten Bogor membentuk tim atau panitia kecil bersama kelompok Cipayung beserta elemen masyarakat Bogor dalam mendorong terealisasinya tiga tokoh Bogor menjadi pahlawan nasional. (*/rez/run)