METROPOLITAN - Salah satu isu yang hangat diperbincangkan masyarakat Kota dan Kabupaten Bogor sepanjang 2019 adalah wacana dibentuknya provinsi baru Bogor Raya. Terdapat sepuluh kota atau kabupaten yang rencananya akan tergabung dalam Provinsi Bogor Raya. DI ANTARANYA adalah Kabupaten Bogor, Bogor Barat, Bogor Timur, Kota Bogor, Kabupaten Sukabumi, Kota Sukabumi, Cianjur, Depok, Kota Bekasi dan Kabupaten Bekasi. Untuk mengetahui kemungkinan terbentuknya provinsi baru, Wali Kota Bogor Bima Arya menggandeng IPB Universitiy untuk membentuk sebuah kajian. Kajian yang dimulai pada Agustus 2019 ini, ternyata sudah rampung. Namun, Bima Arya mengaku masih belum membicarakan hasil kajian tersebut. “Memang ini isu hangat, maka dari itu semuanya harus berdasarkan kajian ilmiah. Kami akan mengekspos ini Januari nanti,” katanya, kemarin. Ia kembali mengungkapkan bahwa wacana Provinsi Bogor Raya merupakan wacana lama yang sempat digaungkan Bupati Bogor Rahmat Yasin dan dilanjutkan bupati yang sekarang, Ade Yasin. “Kalaupun ini terjadi, pastinya bukan di masa saya lah. Mungkin di masanya Pak Dedie (wakil wali kota sekarang),” sambung Bima sambil tertawa. Isu yang mampu membuat Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil ini geram, ternyata mendapatkan dukungan dari pengamat kebijakan pemerintah dan politik, Anwar Razak. Bos dari Komite Pemantau Legislatif (Kopel) ini menilai kalau Bogor Raya benar-benar menjadi provinsi baru, maka kemungkinan untuk berkembangnya wilayah yang tergabung didalamnya akan lebih besar. Bagaimana tidak, Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi dan Depok merupakan penyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) terbesar bagi Provinsi Jawa Barat saat ini. Bahkan PAD yang disumbangkan oleh daerah-daerah tersebut, selalu digunakan untuk membantu pembangunan di wilayah-wilayah lain yang ada di Jawa Barat. “Mereka ini kan selalu bertanya, mengapa wilayah saya yang memberikan sumbangan besar, tapi tidak pernah diperhatikan. Pembangunan malah difokuskan kepada wilayah lain. Untuk itulah menurut saya ini menjadi kesempatan bagi mereka untuk mengembangkan wilayahnya sendiri,” kata Anwar. Wilayah yang tergabung di Bogor Raya, sambung Anwar, nantinya akan menjadi wilayah yang mandiri dan hal itu sangat bagus untuk keberlangsungan suatu wilayah, karena tidak lagi bergantung pada wilayah lainnya, dalam hal pendapatan. Tetapi yang ia garis bawahi adalah, jangan sampai dengan terbentuknya Bogor Raya ini malah menjadi pembunuh bagi wilayah yang ditinggalkannya, dalam hal ini Jawa Barat. Selain masalah ekonomi, Anwar juga mengingatkan kepada para pemangku jabatan yang tergabung di Bogor Raya, jangan jadikan terbentuknya provinsi baru sebagai arena gladiator. Di mana para pemimpin yang ada di wilayah-wilayah itu berebut kekuasaan demi menduduki jabatan gubernur. “Wilayah-wilayah ini kan memiliki karakteristik politik yang berbeda-beda. Jangan sampai niat awal yang sudah baik dirusak sikap apatis dari para politikus yang ada di wilayah,” tegasnya. Ia juga berharap nantinya jika hasil kajian yang dilakukan IPB Unmiversity sudah rampung mampu memberikan gambaran yagn jelas. Sebab, kepindahan ibu kota negara ke Pulau Kalimantan tentunya akan memberikan efek domino kepada wilayah di sekitaran Jakarta. (dil/c/mam/run)