METROPOLITAN - Di tengah mewabahnya virus corona (Covid 19) di sejumlah negara hingga daerah yang mengakibatkan lesunya perekonomian dunia, tak membuat Kota Bogor surut dalam perniagaan. Hal itu dibuktikan saat Menteri Pertanian (Mentan) RI Syahrul Yasin Limpo bersama Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim secara simbolis melepas ekspor komoditas larva kering atau maggot senilai Rp1,2 triliun ke Inggris di Rumah Potong Hewan (RPH) Bubulak, Kota Bogor, Selasa (3/3) sore. Pelepasan ekspor komoditas larva kering itu merupakan hasil produksi dari PT Bio Cycle Indo. Pihaknya mengaku akan mengirimkan larva kering jenis Black Soldier Flies (BSF) ke Inggris sebanyak tujuh ton melalui Pelabuhan Tanjung Priok. Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan, kegiatan itu sebagai upaya Kementerian Pertanian (Kementan) dalam menggenjot Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia dan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan ekspor berbagai komoditas pertanian. ”Salah satunya ya dengan ekspor larva kering ini. Sungguh luar biasa, bisa menembus Inggris itu adalah pride (kebanggan, red) sebuah negara, dan tidak gampang menembus pasar Inggris. Bogor hari ini mencetak sebuah arah seperti itu. Biasanya kita bisa tembus Inggris setelah melalui Italia atau Jerman, Roma. Kalian sudah tembus langsung berarti itu pintu yang bagus, khususnya di bidang pertanian Indonesia ke depannya,” ujar Syahrul Yasin Limpo. Indonesia, menurutnya, memerlukan pelaku usaha yang terus melakukan inovasi untuk menumbuhkan produk ekspor baru atau emerging seperti larva kering ini. Bahkan, negara tujuan baru pun perlu terus diperluas. Ia menyebut koordinasi dan bersinergi dapat memperkuat jejaring antara pemerintah pusat, daerah dan seluruh pemangku kepentingan guna mendorong potensi ekspor pertanian dalam memasuki pasar global. ”Hari ini Bogor membuktikan ada komoditas yang bisa diekspor dan itu tidak ada di negara lain. Larva kering ini menjadi contoh bahwa sebenarnya kemampuan produk negeri ini menembus kebutuhan dunia yang sangat terbuka luas,” tegasnya. Di lokasi yang sama, Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim berharap generasi muda saat ini dapat mencontoh apa yang sudah dilakukan PT Bio Cycle Indo. ”Mudah-mudahan apa yang sudah dicontohkan teman-teman Bio Cycle bisa menginspirasi kita semua bahwa ada sesuatu yang positif dari kreativitas anak muda,” kata Dedie. Dedie mengaku sebelumnya Kota Bogor banyak menerima pendapatan dari sektor jasa yang di dalamnya antara lain restoran, hotel dan kuliner. Namun dengan adanya tambahan satu kreativitas dari anak muda dalam kegiatan perdagangan lintas negara ini tentunya diharapkan akan berdampak pada pemasukan Kota Bogor di sektor lainnya. ”Tentunya akan memberikan harapan Kota Bogor untuk menyerap PAD yang lain, termasuk juga penyerapan tenaga kerja untuk masyarakat Kota Bogor,” Di kesempatan yang sama, Owner PT Bio Cycle Indo Budi Tanaka selaku eksportir menuturkan bahwa larva kering BSF ini diekspor ke berbagai negara untuk dijadikan industri pakan ternak. Sebab, kandungan dalam larva kering itu kaya protein dan gizi bagi campuran pakan hewan ternak. Menurutnya, industri ini sangat menjanjikan dan memiliki peluang besar bagi perusahaan pakan ternak Indonesia lainnya guna mengembangkan pasar lokal maupun mancanegara. Mengingat terjaminnya ketersediaan dengan harga yang relatif lebih murah dibanding sumber protein lainnya, dapat menekan biaya pakan dalam industri peternakan, yang berkontribusi sekitar 70-75 persen dari total biaya produksi. ”Untuk memenuhi target ekspor dalam tiga tahun ke depan sebesar 24.000 ton per tahun, dengan total nilai penjualan mencapai Rp1,3 triliun,” kata Budi. (*/feb/run) METROPOLITAN