METROPOLITAN - Berbagai gejolak yang terjadi kaitan bantuan sosial (bansos) untuk warga terdampak Covid-19 di Kabupaten Bogor menarik perhatian banyak pihak, mulai dari persoalan data penerima hingga distribusi di lapangan. Direktur Lembaga Pemerhati Kebijakan Publik (LPKP) Rahmatullah juga ikut menyorotinya. Ia menyebut penyaluran bansos harus cepat dan tepat sasaran serta akurat. Jika tidak, bansos malah akan menambah akar permasalahan di tengah masyarakat hingga konflik horizontal. Apalagi dalam keadaan seperti ini, semua merasa terkena dampak Covid-19 dan semua serba susah. ”Tapi yang punya kewenangan harus tetap mendata dengan cara memilih dan memilah siapa yang benar-benar membutuhkan dengan sesuai surat edaran. Dengan cara data yang ter-update bottom up, yang dilaporkan dari tingkat RT, ke RW, ke desa, bahkan perlu juga melibatkan para relawan Covid-19 di tingkat RT sampai desa, sampai ke kabupaten, dalam hal ini Dinas Sosial (Dinsos) Kaupaten Bogor yang harus siap,” katanya kepada Metropolitan, kemarin. Ia menilai seharusnya data yang ter-update bottom up harus sudah selesai dan cara kerja Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor, dalam hal ini Dinsos, harus tersistematis. Jika tidak, akan sangat lama dan semrawut. ”Bayangkan saja, jika Dinsos harus meng-input data secara manual se-Kabupaten Bogor, kapan beresnya? Yang ada di masyarakat keburu chaos,” tutur pria yang akrab disapa Along itu. Selain itu, sambungnya, banyak kepala desa (kades) yang kecewa karena data yang disodorkan ke Pemkab Bogor tidak masuk secara sempurna. Apalagi realita di lapangan berbeda dengan yang sudah pemerintah desa sodorkan. Jelas ini berdampak buruk bagi kades dan lapisannya bahkan sampai ke tingkat ketua RT. ”Bupati harus segera evaluasi jajarannya, agar hal ini mampu memberikan solusi yang terbaik untuk masyarakatnya semua,” pintanya. Sebelumnya, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bogor mengusulkan untuk membentuk Panitia Khusus (Pansus) Covid-19. Pansus ini untuk mencegah terjadinya penyelewengan saat pembagian bantuan sosial (bansos) kepada warga terdampak virus corona. Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bogor, Agus Salim, membenarkan kemungkinan pembentukan Pansus DPRD Covid-19. Dalam waktu dekat, pihaknya akan membicarakan hal itu dengan anggota dewan dari berbagai fraksi untuk mendengar berbagai pertimbangan. ”Ya kita akan bicarakan itu di Badan Musyawarah (Bamus) DPRD. Insya Allah hari ini, itu agendanya,” katanya. Pembentukan pansus ini, menurutnya, tak lepas dari beberapa syarat. Di antaranya usulan dari fraksi-fraksi, termasuk pembicaraan pertimbangan perlu tidaknya Pansus Covid-19. ”Nanti dibicarakan, pertimbangan-pertimbangan. Ya karena pansus kan tak lepas dari syarat berupa usulan fraksi. Kita lihat saja,” ujar politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu. (ryn/c/feb/run)