Minggu, 21 Desember 2025

HMS Center: Jangan sampai Jadi Karpet Merah untuk TKA

- Jumat, 15 Mei 2020 | 11:56 WIB

Rencana pemerintah melakukan relaksasi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) agar kegiatan perekonomian di masyarakat selama pandemi virus corona atau Covid-19 tetap berjalan terus menuai kritikan. KETUA Umum Hidupkan Masyarakat Sejahtera (HMS) Center Hardjuno Wiwoho menilai relaksasi ini semacam karpet merah bagi Tenaga Kerja Asing (TKA), tak terke­cuali asal China untuk bebas masuk ke Indonesia. Faktanya, ia melanjutkan, beberapa waktu lalu saat pe­nerapan PSBB dan status Kedaruratan Kesehatan Ma­syarakat, TKA asal China di­beri keistimewaan masuk Indonsia. “Ini kan jelas tidak adil. Di satu sisi aturan PSBB ini be­gitu ketat untuk rakyat sen­diri, di sisi lain justru longgar bagi orang asing. Jadi jangan sampai muncul kesan relaksa­si ini memberi ruang atau semacam karpet merah bagi TKA China. Sebab sudah ba­nyak bukti dan laporan ada­nya TKA China yang terus masuk ke Indonesia melalui bandara atau pelabuhan di luar Jawa,” kata Hardjuno saat bakti sosial di kompleks ke­diaman Almarhum Kiai Kho­liq Soetardjo alias Aula Eyang Apih di Desa Cilebut Timur, Kampung Petahunan, Bogor, Rabu (13/5). Dalam baksos ini, HMS Cen­ter membagikan 3.500 paket Jamu Herbal Kenkona kepada warga yang terdampak Covid-19 di Cilebut, Kabupaten Bogor. Menurut Hardjuno, pelong­garan PSBB ini agak aneh. Sebab, berdasarkan grafik pertumbuhan kasus positif Covid-19, belum ada petunjuk yang dapat membenarkan hadirnya kebijakan relaksasi. Meski kurva penyebaran virus ini mulai melandai. “Perubahan kebijakan yang begitu cepat, bantah-bantahan antarlembaga negara atau kementerian, kebingungan terkait anggaran yang dibu­tuhkan dalam mengatasi pandemi, membuat masyara­kat mulai kehilangan keper­cayaan kepada keseriusan pemerintah,” terangnya. Hardjuno menilai relaksasi ni mengonfirmasikan kega­gapan pemerintah menghada­pi pandemi ini. Terlebih ke­bijakan pemerintah ini tanpa dasar yang kuat. “Jadi alang­kah bijak jika perubahan ke­bijakan didasarkan sepenuh­nya pada pertimbangan kese­hatan,” ulasnya. Seharusnya pemerintah tidak terburu-buru mengumumkan rencana relaksasi PSBB ke publik. Sebab, rencana pelong­garan PSBB ini lebih banyak mudaratnya ketimbang man­faatnya. Relaksasi justru di­anggap akan membuat makin masifnya persebaran virus corona ke daerah. “Hal ini menguatkan du­gaan bahwa pemerintah tidak mempunyai grand desain penanganan virus corona. Sepertinya pemerintah sudah kehabisan akal dalam men­gatasai wabah Covid-19,” jelas Hardjuno. Sementara itu, Ketua Dewan Pembina HMS, Mayjen TNI (Purn) Syamsu Djalal, me­minta pemerintah melakukan kajian secara komprehensif terkait rencana relaksasi PSBB. Hal ini penting dilakukan agar tujuan utama penerapan PSBB, yakni menjaga nyawa, keamanan dan kesejahteraan rakyat, benar-benar terwujud. “Pelonggaran PSBB harus dikaji secara matang. Jangan grasa-grusu. Pertimbangkan keselamatan rakyat,” tegasnya. Selain itu, mantan Kapuspen Kejagung itu mengimbau aparat keamanan yang ber­tugas di daerah perbatasan bersikap tegas dan ekstra ke­tat dalam mengawasi arus kendaraan dan orang yang keluar-masuk, terutama be­rasal dari negara pandemi virus corona seperti China. Ketegasan aparat sangat penting agar pelaksanaan PSBB berjalan sesuai harapan. “Pemerintah harusnya mem­batasi pergerakan warga ne­gara asing yang akan masuk ke Indonesia, sebagaimana pemerintah membatasi ma­syarakatnya sendiri dengan PSBB. Jangan diberi ruang kelonggaran sedikitpun,” tan­dasnya. (*/fin/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

Kunker ke Kota Kisarazu, Bima Arya Perkuat Kerja Sama

Senin, 28 November 2022 | 16:01 WIB

Bantu Korban Gempa Cianjur, Antam Turunkan ERG

Kamis, 24 November 2022 | 11:08 WIB
X