Senin, 22 Desember 2025

Ketua IKA UPI Dorong Reformasi LPTK

- Jumat, 15 Mei 2020 | 11:57 WIB

METROPOLITAN - Visi In­donesia Maju yang diusung pemerintahan Joko Widodo hanya bisa diwujudkan dengan adanya Sumber Daya Manusia (SDM) unggul yang lahir dari proses pendidikan berkualitas. Sebagai prasyarat, pendi­dikan berkualitas membutu­hkan guru-guru berkualitas yang lahir dari lembaga pen­didikan guru berkualitas pula. Jika sudah begitu, re­vitalisasi pendidikan guru dan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) menjadi sebuah keniscayaan. Hal itu ditegaskan Ketua Umum Ikatan Alumni Uni­versitas Pendidikan Indone­sia (IKA UPI) Enggartiasto Lukita saat menyambut ra­tusan peserta webinar bertajuk ‘Reformasi LPTK untuk Pen­didikan Bermutu’ yang dip­rakarsai IKA UPI dalam pe­ringatan Hari Pendidikan Nasional 2020, Selasa (12/5). Karena itu, Enggartiasto Lukita mendesak pemerintah agar berani menertibkan LPTK abal-abal. Langkah itu men­jadi bagian dari upaya men­jadikan pendidikan berkua­litas untuk mewujudkan Indonesia Maju dengan bekal SDM unggul di dalamnya. Tanpa LPTK yang notabene produsen guru berkualitas, maka perbaikan pendidikan Indonesia mustahil bisa di­wujudkan. Sudah saatnya LPTK berbenah diri dan keluar dari zona nyamannya. “Saya ingin bicara dengan sangat terang. Benahi dulu LPTK! Dalam artian, Pak Dir­jen tolong melaporkan ke­pada Mas Menteri harus ada keberanian untuk menghen­tikan atau mentutup LPTK abal-abal itu. Tentukanlah parameternya. Kita harus berani melawan arus. Kita harus berani. Karena kalau tidak, sulit rasanya kita untuk berbenah diri,” tegas Enggar, sapaannya. Selain menyoroti kebera­daan LPTK unqualified alias abal-abal, Enggar juga meng­kritik PPG yang menempat­kan sarjana pendidikan pada posisi yang sama dengan sarjana nonkependidikan. Menurutnya, mempersam­akan sarjana pendidikan dan nonkependidikan dalam ke­giatan PPG merupakan keke­liriuan. Sarjana pendidikan, tegas Enggar, sudah terlebih dahulu ditempa ilmu-ilmu pendidikan selama perkuali­han. Proses itu seolah-olah tidak ada artinya ketika saat PPG dipersamakan dengan lulusan nonkependidikan. “S1 nonkependidian itu sama pangkatnya dengan S1 pendidikan guru. Dia sama-sama melakuan satu proses pelatihan untuk layak menga­jar menjadi guru. Nggak ada bedanya dengan sertifikat dengan lulusan S1 yang lain. Tidak ada bedanya dengan yang LPTK abal-abal tadi. Kami tidak ingin membeda­kan antara LPTK negeri dan swasta. Ada banyak juga LPTK swasta yang bagus. Tapi yang abal-abal tadi kelewat ba­nyak,” tegas penerima gelar doktor kehormatan bidang pendidikan kewirausahaan dari UPI itu. Lebih dari sekadar berbenah diri, mantan Menteri Perda­gangan Kabinet Kerja itu meminta LPTK terus mela­kukan inovasi. LPTK harus menjawab tantangan dunia yang terus berubah. Tanpa itu, LPTK akan makin terting­gal dari perguruan tinggi reguler. Di bagian lain, Enggar meng­ingatkan kebijakan Merdeka Belajar yang menekankan pada pengembangan po­tensi murid harus turut mem­pertimbangkan banyak aspek. Proses belajar berkualitas membutuhkan prasyarat tidak mudah. Selain ketimpangan kualitas guru, daya dukung daerah juga berbeda-beda. “Indonesia bukan Jakarta, Indonesia bukan Jawa. Apa­kah seluruh daerah bagian dari repubik ini sudah puya akses yang sama? Karena harusnya teknologi infor­masi ini harus terjangkau sampai pelosok. Apakah te­naga pendidik kita sudah sama kualitasnya? Saya sadar sepenuhnya bukan semata-mata tugas Kemendikbud, tapi tugas kita semua untuk bisa berubah dan merefor­masi diri. Saya percara refor­masi LPTK untuk pendidikan bermutu. Tetapi persayaratan ini harus kita penuhi,” tandas aktivis mahasiswa generasi 1970-an itu. Webinar menghadirkan Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK) Kementerian Pendidi­kan dan Kebudayaan Repu­blik Indonesia Iwan Syahril, Direktur Pendidikan dan Agama Kementerian Peren­canaan Pembangunan Na­sional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bap­penas) Amich Alhumami, Wakil Rektor Akademik dan Kemahasiswaan UPI Solehud­din, dan guru berprestasi tingkat nasional dari SMP Negeri 5 Tasikmalaya Ai Tin Sumartini. (be/ar/feb/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

Kunker ke Kota Kisarazu, Bima Arya Perkuat Kerja Sama

Senin, 28 November 2022 | 16:01 WIB

Bantu Korban Gempa Cianjur, Antam Turunkan ERG

Kamis, 24 November 2022 | 11:08 WIB
X