METROPOLITAN - Pemerintah Kota Bogor merevisi kembali data penerima bantuan sosial (bansos) bagi warga yang ekonominya terdampak pandemi Covid-19 agar pada penyaluran tahap kedua, Juni 2020, lebih tepat sasaran. Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim menyebut belum semua warga penerima bansos terdata pada Data Terpadu Keluarga Sejahtera (Non-DTKS). Dedie mengatakan, data warga Kota Bogor penerima bansos dari Pemerintah Kota Bogor ada 19.904 keluarga yang masuk dalam kelompok Non- DTKS. ”Pada penyaluran BST tahap pertama pada Mei 2020, sudah disalurkan dan diterima sebagian besar penerimanya,” katanya. Dedie menjelaskan penyaluran bansos tahap pertama dari Pemerintah Kota Bogor sudah berjalan baik, meski masih ditemukan adanya penerima bantuan ganda dari beberapa program bantuan yang terbagi dalam dua kelompok besar yakni DTKS dan Non-DTKS. ”Bagi penerima yang mendapatkan bantuan ganda akan dikawal ketat aparat wilayah di Kota Bogor agar tidak terjadi bantuan ganda,” katanya. Dedie juga mengaku pada penyaluran bansos tahap pertama ada penerima bantuan dari keluarga mampu. ”Nama tersebut akan dihapus dan diganti oleh keluarga yang lebih layak menerima pada penyaluran tahap berikutnya,” katanya. Dedie menjelaskan, dari realisasi penyaluran tahap pertama, ketika ditemukan ada penerima yang kurang tetap sasaran langsung diberikan catatan untuk diperbaiki. Sehingga pada penyaluran tahap kedua, bulan Juni 2020, menjadi lebih tepat sasaran yakni warga miskin dan rentan miskin. Sebelumnya, Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto menyebut warga Kota Bogor penerima bansos seluruhnya ada 159.162 keluarga yang terdata dalam kelompok DTKS dan Non- DTKS. Penerima bantuan dari kelompok Non-DTKS ada sebanyak 23.000 keluarga dan selebihnya dari kelompok DTKS. Ada tujuh program sumber bantuan sosial, yakni Bantuan Presiden, Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Kartu Sembako, Kartu Pra-Kerja, Bantuan Provinsi, serta Bantuan Kabupaten dan Kota. (tem/feb/run)