Senin, 22 Desember 2025

Jaga Ketahanan Pangan lewat Kostratani

- Senin, 20 Juli 2020 | 09:51 WIB

METROPOLITAN - Kemen­terian Pertanian melalui Badan Penyuluhan dan Peng­embangan SDM Pertanian (BPPSDMP) menyampaikan pentingnya pembangunan SDM untuk menjaga keta­hanan pangan nasional. Kepala BPPSDMP Kemen­tan Dedi Nursyamsi menga­takan, tujuan pembangunan pertanian adalah menyedi­akan pangan untuk 267 juta jiwa rakyat Indonesia. “Hal itu bisa diwujudkan dengan meningkatkan ke­sejahteraan petani, mening­katkan ekspor. Tujuannya untuk pening­katkan produktivitas, kuali­tas dan kontinuitas. Dan garda terdepan untuk mela­kukannya adalah melalui Kostratani,” bebernya. Dedi menjelaskan Kostra­tani adalah pusat kegiatan pembangunan pertanian tingkat kecamatan. Kostra­tani merupakan optimali­sasi tugas, fungsi dan peran Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) dengan memanfaatkan IT dalam mewujudkan ke­daulatan pangan nasional. “Kostratani dapat berperan sebagai pusat data dan in­formasi, pusat gerakan pembangunan pertanian, pusat pembelajaran, pusat pengembangan jejaring ke­mitraan, pusat konsultasi agrobisnis,” terangnya. Dedi menambahkan, selain memaksimalkan peran Kostratani, Kementan juga mendorong regenerasi dengan menghadirkan pe­tani milenial untuk mendu­kung ketahanan pangan nasional. “Jumlah petani di Indone­sia saat ini sekitar 33 juta dan mayoritas adalah petani kategori usia tua. Jika tidak melakukan re­generasi, kita bisa menga­lami kekurangan petani dalam lima hingga sepuluh tahun mendatang. Makanya Kementan terus berupaya menghadirkan petani milenial sebagai ba­gian dari regenerasi,” katanya. Kriteria petani milenial tersebut adalah petani usia muda atau berusia di bawah 39 tahun, petani cerdas dengan level pendidikan minimal SMA, petani yang adaptif dan inovatif dan bisa memanfaatkan ICT dan petani kreatif yang meman­faatkan pemanfaatan alsin dan teknologi. Kementan juga memberi­kan dukungan kepada pe­tani milenial dengan cara peningkatan kapasitas pe­muda perdesaan di bidang pertanian, pengembangan wirausahawan muda per­desaan dan memfasilitasi akses permodalan. “Implementasi penumbu­han pengusaha pertanian milenial kita lakukan mela­lui pendidikan vokasi pela­tihan vokasi bimtek, demplot, insentif. Juga dengan Penumbuhan Wirausahawan Muda Per­tanian (PWMP) dan melalui Pusat Pelatihan Pertanian Perdesaan Swadaya (P4S), serta magang ke negara yang pertaniannya maju, seperti Jepang,” katanya. Menurut Dedi, SDM per­tanian yang berkualitas sangat penting untuk men­jaga ketahanan pangan. Apalagi dalam kondisi Co­vid-19 negara-negara ekspor­tir menahan diri dan me­menuhi kebutuhan dalam negeri masing-masing. “Akibat Covid-19, terjadi gangguan suplai pangan, terjadi penurunan permin­taan produk pertanian, ada ancaman krisis pangan dan restriksi ekspor pangan glo­bal. Karena itu, pemerintah menghadirkan kebijakan pangan nasional untuk men­gatasinya,” ujarnya. Kebijakan tersebut adalah perhitungan cermat dalam memenuhi ketersediaan bahan pokok setiap daerah di tengah pandemi Covid-19, manajemen distribusi yang baik, di mana daerah yang memiliki surplus terhadap komoditas tertentu dapat mendistribusikan komodi­tasnya ke daerah sekitar yang membutuhkannya. Kemudian mengantisipasi kemungkinan akan terjadi­nya kemarau panjang di 2020 dengan menjaga keterse­diaan beras nasional dan program stimulus ekonomi harus bisa menjangkau yang berkaitan dengan produksi beras kita, yang artinya tur­ut menjangkau petani. (*/feb/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

Kunker ke Kota Kisarazu, Bima Arya Perkuat Kerja Sama

Senin, 28 November 2022 | 16:01 WIB

Bantu Korban Gempa Cianjur, Antam Turunkan ERG

Kamis, 24 November 2022 | 11:08 WIB
X