METROPOLITAN - Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kota Bogor menggandeng Bank Jabar Banten dan Bank Syariah Mandiri Kota Bogor menggelar sosialisasi kredit Mesra (Masyarakat Ekonomi Sejahtera) berbasis masjid dari Bank Jabar Banten. Serta peluncuran zakat, infak dan sedekah melalui Qris Bank Syariah Mandiri kepada pengurus Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) se-Kota Bogor di gedung Pusat Pengembangan Islam Bogor (PPIB) Jalan Pajajaran, Rabu (11/11). Wakil Ketua 1 DMI Kota Bogor Ahmad Fathoni mengatakan, kegiatan sosialisasi tahap pertama ini diikuti seratus pengurus DKM se-Kota Bogor. Sosialisasi akan dilakukan bertahap agar seluruh DKM yang ada di Kota Bogor dapat menyerap dengan baik. Saat ini, jelasnya, jumlah masjid di Kota Bogor kurang lebih ada 870 masjid. Untuk tahap pertama, pihaknya hanya mengundang seratus DKM. Sebab, di masa pandemi ini, harus membatasi jumlah peserta sebagai bagian dari pencegahan penyebaran Covid-19. ”Kita menerapkan protokol kesehatan. Kami juga membagikan cairan disinfektan dan masker kepada DKM untuk dimanfaatkan di masjid masing-masing,” katanya kepada awak media, Rabu (11/11). Ia menambahkan, program yang baru pertama disosialisasikan di Kota Bogor ini bertujuan meningkatkan kapasitas dari sisi finansial masjid di masa pandemi Covid-19. ”Kenapa dari sisi finansial? Karena kondisi di masa Covid-19 ini, pendapatan murni masjid yang berasal dari infak jamaah turun drastis, karena jamaah yang datang ke masjid terbatas,” ujarnya. Secara tidak langsung, sambungnya, hal itu mengurangi pendapatan masjid. Sedangkan satu sisi, pembiayaan-pembiayaan masjid dalam hal pengeluaran itu tidak bisa dihindarkan. ”Tentu ini sebuah masalah. Ketika masjid harus membiayai operasional kegiatan atau kebutuhan masjid, baik dalam sisi kemakmuran masjid maupun sisi kesekretariatan, seperti upah pegawainya atau dari sisi perawatan sarana dan prasarana masjid,” papar Fathoni. Dalam hal ini, lanjutnya, DMI Kota Bogor hanya memfasilitasi pihak Bank Jabar dan Bank Syariah Mandiri yang ingin mengadakan kredit buat DKM-DKM yang ada di Kota Bogor, dengan pembiayaan yang berbasis masjid. Kaitan kredit pembiayaan secara teknis nanti akan dijelaskan masing-masing bank yang bersangkutan. ”Terkait kredit pembiayaannya itu akan ditindaklanjuti dengan masing-masing DKM dengan bank tersebut. Di mana pemanfaatan kreditnya itu untuk menunjang biaya operasional DKM,” tandasnya. Di satu sisi, ia meyakini bahwa masjid pasti punya rencana anggaran pendapatan belanja, baik melalui pendapatan maupun pengeluaran. ”Ini merupakan salah satu solusi untuk menunjang pembiayaan tersebut. Tentunya kami yakin Bank Jabar maupun Bank Syariah Mandiri itu punya sisi kelonggaran menyesuaikan dengan kapasitas masjid tersebut,” bebernya. (ryn/yok/run)