METROPOLITAN - Rapat Kerja Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor Syarifah Sofiah ke berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Kota Bogor kembali dilaksanakan. Kali ini giliran Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Bogor yang didatangi di Jalan Kapten Muslihat, Kota Bogor, Rabu (18/11). Kepala Bappeda Kota Bogor Hanafi mengatakan, Bappeda fokus pada tiga hal, yakni Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), Tata Ruang dan Penelitian dan Pengembangan (Litbang). Di 2020-2021 ini, Bappeda sudah mempunyai sembilan agenda besar. Sebut saja revisi RPJMD 2019-2024, Revisi Perda RTRW, rencana induk ketahanan keluarga, kajian batas wilayah, kajian penataan Stasiun Bogor. ”Bogor berkebun, koordinasi bedah kampung, konvergensi stunting, musrenbang dan penyusunan RKPD 2022,” beber Hanafi. Di tempat yang sama, Sekda Kota Bogor Syarifah Sofiah menyebut ada dua hal yang ia amati dari kepemimpinan Bima-Dedie, yakni keinginan membangun perubahan Kota Bogor dan keinginan memberikan pelayanan kepada masyarakat. Tak ayal, PR yang harus segera diselesaikan yakni Revisi Perda RTRW. Mengingat Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor tidak bisa berbuat apa-apa jika Revisi Perda RTRW belum disahkan. Pasalnya, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Bogor akan menurun jika tidak ada pembangunan baru. Sementara para investor juga menunggu Revisi Perda RTRW selesai. ”RTRW mutlak kita kebut. Kalau sudah selesai sosialisasikan ke investor dan pengembangan perumahan. Karena dengan adanya pembangunan, ada ekonomi yang masuk. Kalau sudah ada pembangunan infrastruktur atau fisik PDRB akan meningkat dan pendapatan meningkat,” ujar Syarifah. Syarifah menuturkan, selain memikirkan RTRW, juga harus bersama-sama memikirkan pembangunan pusat-pusat ekonomi baru atau wilayah pembangunan baru. Kota Bogor ini, tengah kotanya menjadi kota heritage yang tidak boleh diubah karena ada nilai sejarah. Pusat ekonomi atau pembangunan baru bisa disebar di wilayah lainnya yang memiliki potensi. (*/feb/run)