Minggu, 21 Desember 2025

Menteri Agama Tekankan Toleransi dan Kerukunan Umat

- Rabu, 6 Januari 2021 | 16:01 WIB

METROPOLITAN - Men­teri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menekankan pengembangan toleransi dan kerukunan antaragama seba­gai pemersatu bangsa. Sebab, toleransi dan kerukunan an­tarumat beragama merupakan cita-cita pendiri bangsa In­donesia. Pesan ini disampaikan Wali Kota Bogor Bima Arya saat menjadi Inspektur Upa­cara Hari Amal Bhakti Ke­menterian Agama (Kemenag) ke-75 Tahun 2021 Tingkat Kota Bogor, di Lapangan Upacara Yayasan Al Gha­zali, Jalan Dr Sumeru, Keca­matan Bogor Tengah, Selasa (5/1). Dalam sambutan tersebut, ada tiga kata kunci yang me­nerjemahkan semangat Ke­menag baru dan semangat baru dalam mengelola Ke­menag, yakni manajemen pelayanan dan tata kelola birokrasi yang harus sema­kin baik, penguatan mode­rasi beragama dan persau­daraan. ”Untuk manajemen pe­layanan dan tata kelola biro­krasi, termasuk di dalamnya pelayanan penyelenggaraan haji dan umrah, pendidikan agama dan keagamaan serta pusat pelayanan. Salah satu penekanan moderasi bera­gama adalah penguatan lite­rasi keagamaan, budaya to­leransi dan nilai-nilai ke­bangsaan. Terakhir, persau­daraan yang meliputi mera­wat persaudaraan umat beragama, memelihara persaudaraan sebangsa dan setanah air, serta mengembangkan persau­daraan kemanusiaan,” kata Bima Arya membacakan sambutan. Peringatan Hari Amal Bhak­ti Kemenag ke-75 Tahun 2021 mengusung tema Indonesia Rukun. Tema ini sejalan dengan semangat nasional yang menempatkan keruku­nan umat beragama sebagai salah satu modal bangsa In­donesia untuk maju. Tanpa kerukunan akan sukar meng­gapai cita-cita besar bangsa agar sejajar dengan bangsa lain di dunia. ”Pengembangan toleransi dan kerukunan antarumat beragama merupakan karya besar para tokoh agama dan menteri agama dari masa ke masa, tanpa toleransi tidak ada kerukunan,” ujarnya. ”Toleransi dan kerukunan antarumat beragama dilaku­kan dengan tanpa mengusik akidah dan keimanan masing-masing pemeluk agama. De­wasa ini, kita mengembangkan moderasi beragama agar to­leransi dan kerukunan yang sudah ada lebih mengakar di dalam kehidupan sehari-hari bangsa kita. Semua umat beragama dituntut untuk sa­ling menghormati hak dan kewajiban masing-masing, dimana hak seseorang diba­tasi hak-hak orang lain,” papar Bima Arya. Menurut Menag, Sila per­tama dan utama Pancasila meneguhkan identitas nasio­nal sebagai bangsa yang bera­gama dan bermoral. Komitmen religius dan moralitas men­jadi barometer, apakah suatu bangsa dapat menjadi bang­sa besar atau tidak. Menjadi tugas dan tanggung jawab bagi seluruh bangsa Indone­sia adalah mengisi negara yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa ini dengan asas demo­krasi dan kedaulatan rakyat. ”Bangsa Indonesia, dari ge­nerasi ke generasi harus bisa menjaga komitmen nasional tentang landasan bernegara di tengah dahsyatnya perca­turan global di segala bidang,” tuturnya. Di akhir sambutan Menag mengajak semua untuk menge­depankan akal sehat dan hikmah/kebijaksanaan dalam menyikapi berbagai persoalan keumatan dan kebangsaan, saat ini maupun dimasa yang akan datang. Kepala Kantor Kemenag Kota Bogor Ruslan Rustandi menuturkan, dengan program moderasi keagamaan, Keme­nag sampai struktur ke bawah harus mengambil peran agar tidak terlalu ke kanan atau ke kiri dan merangkul semua pihak, berpotensi mengawal moral bangsa dan mempere­rat rasa kebangsaan. Sementara dari Kepala Wi­layah Kemenag Provinsi Jawa Barat, lanjut Ruslan, pesannya ada tiga pilar. Yakni Kemenag sebagai pelayan ulama, pe­layan umat semua agama dan pelayan para pemuka atau tokoh agama. (*/feb/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

Kunker ke Kota Kisarazu, Bima Arya Perkuat Kerja Sama

Senin, 28 November 2022 | 16:01 WIB

Bantu Korban Gempa Cianjur, Antam Turunkan ERG

Kamis, 24 November 2022 | 11:08 WIB
X