Senin, 22 Desember 2025

Ramadan, Empat Komoditas Jadi Fokus Disperdagin

- Senin, 19 April 2021 | 16:45 WIB

METROPOLITAN - Pemerin­tah Kota (Pemkot) Bogor berupaya menjaga stabilitas harga dan stok pangan selama masa Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Tahun 2021 ini. Setidaknya ada empat upaya yang dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor saat ini. Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim menjelaskan, upaya-upaya itu juga untuk menekan laju inflasi di Kota Bogor pada 2021. Upaya itu di antaranya melakukan operasi pasar un­tuk menjaga stabilitas harga dan ketersediaan barang. ”Kemudian yang kedua itu melakukan sidak untuk me­mastikan bahwa ketersediaan pangan tidak ada yang nama­nya penimbunan pangan oleh para pedagang, itu yang pen­ting,” kata Dedie usai rapat koordinasi ketersediaan dan pasokan komoditas pangan strategis, di Balai Kota Bogor, Kamis (15/4). Upaya penting lainnya, sam­bung Dedie, adalah terhadap beberapa komoditas yang cukup strategis di Kota Bogor seperti ayam potong, ayam telur, dan daging bisa saja dila­kukan semacam kerja sama langsung antardaerah. Seperti yang sudah Pemkot Bogor lakukan untuk menjaga ketersediaan pasokan ayam potong, Dedie mengaku Kota Bogor sudah melakukan MoU dengan Kabupaten Ciamis. Ke depan untuk memastikan bawang, khususnya bawang merah tidak menyumbang inflasi tinggi di Kota Bogor, pemkot akan melakukan ko­ordinasi dengan daerah lain, seperti Kabupaten Brebes un­tuk memastikan pasokan ba­wang di Kota Bogor tetap aman. ”Kemudian kita harus mela­kukan sosialisasi kepada ma­syarakat. Agar masyarakat juga membeli barang tidak dalam jumlah yang berlebihan, tetapi juga sesuai dengan ke­butuhan. Dan juga bukan dalam konteks untuk mengam­bil keuntungan pribadi, apa­lagi ditimbun kemudian di­jual kembali ke tempat lain,” tegasnya. Dedie mengungkapkan, se­lama tiga hari ibadah puasa berjalan, dari delapan komo­ditas dengan harga eceran tertinggi, ada lima komoditas yang mengalami kenaikan cu­kup signifikan. Seperti daging sapi, ayam, telur, cabai, dan bawang. Sehingga harus menda­patkan perhatian khusus. ”Kita sedang koordinasikan untuk operasi pasar. Kita ing­in masyarakat tenang mela­kukan ibadah puasa Ramadan ini. Dan nanti menjelang Idul Fitri tidak ada lonjakan harga dan ketersediaan barang ada. Sehingga masyarakat bisa me­rayakan Idul Fitri dengan tenang dan damai,” tambah Dedie. Di tempat yang sama, Direk­tur Utama Perumda Pasar Pakuan Jaya (PPJ) Muzakkir mengatakan, ada lonjakan kenaikan jumlah pengunjung 30 hingga 50 persen. Terutama pada dua hari menjelang Ra­madan yang lalu. ”Jadi, kemarin karena faktor mau Ramadan, orang banyak yang melakukan penyetokan kebutuhan bahan pokok yang banyak dan sekaligus mung­gahan. Itu yang menyebabkan ada kenaikan,” kata Muzakkir. Soal operasi pasar, sambung Muzakkir, upaya itu akan dila­kukan saat komoditi terjadi kenaikan yang signifikan. Maka dari itu, pihaknya masih melakukan monitoring ter­kait beberapa harga tersebut. ”Nanti kita dengan dinas terkait akan memonitor kalau ada produk-produk yang ke­naikan harganya signifikan. Secara otomatis kita akan ha­dir untuk operasi pasar,” jelas­nya. Ikut dalam rakor, Kepala Di­nas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bogor, Anas Rasmana. Anas membe­berkan, dalam HBKN ini pi­haknya sudah melakukan beberapa aksi dan kegiatan. Seperti gelar bazar pangan murah, pemantauan keterse­diaan, harga, dan pasokan pangan serta rakor tersebut. ”Untuk mendukung keter­sediaan pangan itu, kita juga sudah melakukan beberapa program. Seperti kegiatan Bo­gor Berkebun yang melibatkan 220 poktan, lalu kerja sama dengan Bank Indonesia (BI) tahun 2020, dan dukungan lainnya seperti Pasar Mitra Tani,” beber Anas. Anas juga memaparkan data perkembangan ketersediaan dan harga pangan strategis di Kota Bogor jelang Hari Raya Idul Fitri. Seperti komoditas beras di 2021 yang mengalami fluktuasi sejak awal tahun. Pada Januari kebutuhan be­ras Kota Bogor sebanyak 9.695 ton, sementara ketersediaan­nya masih jauh berada di 11.267 ton. Pada Februari kebutuhan beras sedikit berkurang men­jadi 8.757 ton dengan stok yang juga berkurang menjadi 10.176 ton. Naik lagi pada Maret ke­butuhannya menjadi 9.885 ton dan ketersediaan yang dimi­liki sebanyak 11.458 ton. ”Dan pada bulan April ini, kebutuhan beras adalah se­banyak 10.171 ton dengan ketersediaan yang ada seba­nyak 10.216 ton. Sedangkan untuk harga rata - rata yakni sebesar Rp11.250,” kata Anas. Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperda­gin) Kota Bogor Ganjar Guna­wan menambahkan, empat komoditas memang perlu menjadi perhatian menjelang hari raya. Yakni beras, gula, daging sapi, dan cabai. Disperdagin juga berencana melakukan serangkaian aksi menjelang hari raya Idul Fitri 1442 Hijriah. Seperti memper­kuat koordinasi dengan Ke­menterian Perdagangan, Dinas Perindustrian dan Perdagang­an Provinsi Jawa Barat, Perum Bulog Cabang Cianjur, DKPP Kota Bogor, Perumda Pasar Pakuan Jaya, hingga distribu­tor, sub distributor, dan agen. ”Kita juga melakukan peman­tauan harga dan ketersediaan barang kebutuhan pokok se­cara rutin di tingkat pasar dan distributor, sub dan agen. Lalu juga mengidentifikasi kecukupan stok dan ketahanan bapok di pelaku usaha distri­busi, serta berkoordinasi dengan dengan instansi ter­kait untuk mencegah aksi-aksi spekulasi,” beber Ganjar. Selain itu, pihaknya akan membentuk Tim (Internal) Antisipasi Gejolak Harga se­bagai upaya menjamin kelan­caran distribusi pasokan. Apabila terjadi kelangkaan barang dan gejolak harga, ber­koordinasi dengan Kemente­rian Perdagangan dan Dinas Perindustrian dan Perdagang­an agar dilakukan Operasi Pasar. (*/feb/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

Kunker ke Kota Kisarazu, Bima Arya Perkuat Kerja Sama

Senin, 28 November 2022 | 16:01 WIB

Bantu Korban Gempa Cianjur, Antam Turunkan ERG

Kamis, 24 November 2022 | 11:08 WIB
X