METROPOLITAN - Dinas Pekerjaan Umum dan Pena­taan Ruang (DPUPR) Kota Bogor meluncurkan apli­kasi integrasi, kolaborasi, akselerasi penggunaan ap­likasi drone dan GIS (Inter­aksi DGIS). Kegiatan itu berlangsung di Paseban Sri Baduga, Balai Kota Bogor, kemarin. Aplikasi tersebut diklaim dapat mengintegrasikan ke­giatan antara bidang peker­jaan umum dengan pena­taan ruang, termasuk orga­nisasi perangkat daerah Kota Bogor yang dapat me­mudahkan pekerjaan kon­struksi dan sebagainya. “Karena sejak 2017, Dinas Binamarga berubah berda­sarkan Permendagri Nomor 106 menjadi PUPR, bagai­mana mengintegrasikan secara internal antara tataru­ang dan pekerjaan umum,” kata Kepala Seksi Tataruang dan Jasa Konstruksi di DPUPR Kota Bogor, Latif Priyadi. Menurutnya, inovasi apli­kasi drone dan GIS yang diinisiasinya dapat memu­dahkan pekerjaan PUPR untuk mengetahui topo­grafi, kontur tanah, sehing­ga memperkuat kebutuhan perencanaan dalam satu kegiatan. Selain itu, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dapat meman­faatkan untuk melihat rute sampah dan memantau Tem­pat Pembuangan Sampah (TPS). Kemudian, Dinas Peruma­han dan Pemukiman dapat memantaatkan untuk ruang terbuka hijau, dan prasara­na utilitas umum (PSU), serta Perumda PDAM dapat memanfaatkan untuk meli­hat jaringan pipa. “PUPR sendiri sudah memiliki stu­dio yang lengkap,” ucapnya. Untuk menunjang peker­jaan, DPUPR memiliki tiga drone penunjang, dua beru­kuran standar dan satu unit yang besar. “Aplikasi ini su­dah diluncurkan di internal dinas. Jadi sudah berjalan,” imbuhnya. Latif menjelaskan bebera­pa pembangunan infrastruk­tur di Kota Bogor sudah memanfaatkan teknologi pencitraan tersebut untuk menguatkan perencanaan teknis. Di antaranya pembangunan Jalan Bogor Inner Ring Road (BIRR), Jembatan Otista, ruas Jalan Suryakencana, hingga Jalan RE Martadi­nata. “Rata-rata pengalaman­nya akurat. Ke depan, apli­kasi ini bisa juga digunakan pelaksanaan dan pengawa­san,” tandasnya. (rez/run)