METROPOLITAN - Wali Kota Bogor, Bima Arya, menjadi keynote speaker acara peringatan Hari Paliatif Sedunia dan Bulan Alzheimer Sedunia secara daring di Paseban Sri Bima, Balai Kota Bogor, Jumat (15/10). Selama ini, Bima Arya mengatakan, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor tidak hanya bergerak dari sisi kuratifnya saja, tetapi juga preemtif, preventif, dan promotif memberikan edukasi kepada warga. “Koordinasi antar-perangkat daerah yang ada lebih ditingkatkan dan dikaitkan dengan rencana program yang direncanakan agar dari hulu ke hilir berjalan baik dalam konteks menangani alzheimer dan demensia,” katanya. Bima Arya menilai preemtif, preventif, dan promotif menjadi titik awal ikhtiar dalam menangani penyakit-penyakit tersebut. Dengan mengenali dan membangun edukasi, diharapkan semua masyarakat mendapat manfaat dan bisa hidup lebih berkualitas. Kepada semua yang hadir secara hybrid, Bima Arya mengaku semenjak sembuh dari Covid-19, dirinya menjadi lebih aware atau menyadari terhadap segala gejala yang dirasakan. “Ketika bertemu lansia, saya selalu bertanya rahasia dan tips panjang umur. Mulai dari pola makan, istirahat, dan yang lainnya. Jadi saya kira fokus ikhtiar kita di situ. membuat warga aware dan mengenali serta mengidentifikasi gejala-gejala yang mengarah pada penyakit tersebut,” terangnya. Ia juga menyoroti perubahan zaman yang ada saat ini. Dimana banyak anak-anak dan para orang tua dihadapi dengan perkembangan IT yang mengurangi aktivitas mereka di luar. Hal tersebut disebut bisa menjadi salah satu faktor yang menyebabkan munculnya penyakit alzheimer yang bisa dirasakan saat sepuluh hingga 30 tahun ke depan. “Dengan berkurang aktivitas bisa membuat stimulasi terhadap otak, saraf, dan yang lainnya menjadi lebih sedikit dibanding masa-masa lalu,” tegasnya. Peringatan Hari Paliatif Sedunia dan Bulan Alzheimer Sedunia, menurutnya, merupakan momentum bagi Kota Bogor yang mencanangkan Kota yang Ramah dan Layak bagi Keluarga. Ketua Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Kota Bogor, Yane Ardian, mengaku sebelumnya pada Kamis (14/10) dilakukan penguatan kapasitas paliatif dan alzheimer yang dihadiri 190 lebih kader PKK se-Kota Bogor yang terdiri dari kader posbindu, Pekerja Sosial Masyarakat (PSM), pelaku rawat Orang Dengan Demensia (ODD), puskesmas, kelurahan, kecamatan, dan yang lainnya. “Peserta tinggi minat belajarnya. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengimbau para pemangku kepentingan bersatu padu, mengoptimalkan peran akses masyarakat Kota Bogor terhadap layanan paliatif tercapai, termasuk bagi ODD,” jelas Yane. Koordinator Alzheimer Indonesia Chapter Kota Bogor, Yuyun Hamzah, menyebut penyakit alzheimer bukan penyakit main-main yang harus tetap diupayakan pengobatannya. Kepada semua pihak di Kota Bogor, Yuyun mengajak untuk peduli tentang lansia. Pemerintah daerah pun diharapkan memberikan akses bagi masyarakat yang keluarganya mengalami demensia. Ia juga berharap di Kota Bogor ada satu titik yang menjadi ikonik dalam mendukung penanganan alzheimer. Acara webinar itu turut dihadiri Sekda Kota Bogor Syarifah Sofiah, Ketua Yayasan Wocare Indonesia Widasari Sri Gitarja, bersama para narasumber yakni dr Putra Yudhistira yang menyampaikan materi Demensia Alzheimer dan Deteksi Dini. Sementara itu, Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Bogor Fahrudin yang menerangkan proses dan akses layanan demensia dalam sistem layanan sosial di Kota Bogor dan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor Sri Nowo Retno yang menyampaikan materi proses dan akses layanan demensia dalam sistem layanan kesehatan di Kota Bogor. (*/ryn/eka/run)