METROPOLITAN - Bupati Bogor Ade Yasin menjabarkan latar belakang diluncurkannya program Satu Miliar Satu Desa (Samisade) saat diwawancarai secara eksklusif oleh RRI Bogor, di Pendopo Bupati Bogor, Cibinong, Senin (6/12). Menurutnya, walaupun ada bantuan berupa bantuan sosial (bansos) dan bantuan tunai lainnya untuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dan yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), tetapi perlu cara lain untuk pemulihan ekonomi. “Angka kemiskinan di masa pandemi meningkat. Pada 2020, selain bansos juga ada langkah pemulihan ekonomi berupa bantuan-bantuan tunai, baik untuk UMKM, juga untuk yang terkena PHK. Tetapi uang itu begitu saja. Begitu dikasih, sudah selesai sampai di situ. Penduduk Kabupaten Bogor itu banyak sekali. Kemungkinan tidak terkaver semua, sehingga banyak yang merasa tidak diperhatikan karena tidak kebagian. Sehingga tidak cukup ditangani hanya dengan Bansos. Karena berapa pun bansos yang kita turunkan ini tidak akan cukup,” kata Ade Yasin. Ia mengaku harus punya strategi pemulihan ekonomi. Kabupaten Bogor bersebelahan dengan Ibu Kota Jakarta, juga dengan Kota Bekasi dan Kota Depok. Karena itu, jangan sampai infrastruktur desa di Kabupaten Bogor tidak terperhatikan. Meski berstatus desa, tetapi penanganan infrastrukturnya harus sama dengan kota. “Akhirnya kami menganggarkan Samisade ini dalam pemulihan ekonomi. Jadi membangun infrastruktur untuk pemulihan ekonomi. Karena di desa ini kan banyak yang akhirnya tidak kerja karena masa pandemi. Bagaimanapun ketika pandemi ini selesai, masyarakat akan bertanya, ‘Bupati kerjanya apa sih! Ngurusin Covid tapi infrastruktur nggak dibenahi’. Berarti keduanya harus jalan. Penanganan Covid harus jalan, pembangunan infrastruktur juga harus jalan,” ungkapnya. Ade Yasin menyebut ada sebagian pendapat di masyarakat bahwa seolah-olah kepala desa (kades) mendapat uang dari Samisade. Padahal, uang itu untuk membangun infrastruktur desa. Terpenting adalah transparansi pengelolaan anggaran. Dana itu hanya untuk membiayai infrastruktur yang dibangun sesuai peraturan bupati. “Program Samisade ini harus diamankan semua pihak. Kalau kita lihat, hanya satu miliar (rupiah, red) per desa, mungkin itu tidak terlalu besar. Tapi jika ada 416 desa, jadi Rp416 miliar. Itu uang yang sangat besar, sehingga perlu pengamanan yang ketat, penanganan yang aman. Penggunaannya tidak boleh hanya karena keinginan kades saja, harus dibahas di forum musyawarah desa biar semua masyarakat terlibat,” tegasnya. Selain dalam pemulihan ekonomi, Ade Yasin juga menyebut bahwa Samisade diperuntukkan mengurangi pengangguran. Tujuannya tidak hanya membangun infrastruktur, tetapi juga mengangkat semua indeks ekonomi yang ada di Kabupaten Bogor. Semua tergantung kades, bagaimana memanfaatkan Samisade dengan tepat, cermat, dan cerdas. (*/eka/run)