METROPOLITAN - Badan Sosial Lintas Agama (Basolia) memperingati haul ke-12 untuk mengenang kepergian Presiden RI ke-4 KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur di Posko Basolia, Senin (31/1/2022). Jaringan GUSDURian Bogor menggandeng Basolia mengadakan serangkaian acara yang dilakukan di Posko Basolia di Jalan Heulang, Kecamatan Tanahsareal, Kota Bogor. Kegiatan itu juga sekaligus membumikan sembilan nilai utama pemikiran Gus Dur. Acara dihadiri tokoh lintas agama, organisasi kepemudaan, hingga tokoh masyarakat. “Ini adalah kegiatan rutin untuk memperingati Haul Gus Dur, kali ini bekerja sama dengan jaringan GUSDURian di Bogor,” kata Ketua Pelaksana Haul Gus Dur Juandi Gultom. Ia menuturkan, dalam pelaksanaan Haul ke-12 Gus Dur, ada serangkaian kegiatan yang dilakukan selama sehari penuh, mulai dari nonton bareng (nobar) film ‘Di Bawah Bendera Demokrasi’, hingga kegiatan diskusi. Kegiatan diakhiri tausiah dan doa bersama oleh Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bogor KH Mustofa Abdullah Bin Nuh atau akrab disapa Kiai Toto, serta testimoni terkait pengabdian Gus Dur selama hidupnya. “Ada tokoh Tionghoa Suhu Guntur, Romo Cunda, dan beberapa perwakilan lintas agama yang memberikan testimoni tentang Gus Dur,” katanya. Juandi Gultom mengatakan, dalam memperingati Haul ke-12 Gus Dur, tema yang diangkat adalah ‘Indonesia ada karena Keberagaman’. “Kita ingin keberagaman itu adalah keniscahayaan. Jadi tidak boleh dipertentangkan tetapi dirawat bagaimana tokoh agama yang saling berbeda, minimal ada enam agama yang diakui pemerintah bersama-sama meneladani sikap Gus Dur,” kata Juandi. “Hadir di tengah-tengah masyarakat dan membela kaum-kaum marjinal, terdiskriminasi dan juga memberikan pesan bahwa Islam itu ramah,” sambungnya. Kegiatan lalu ditutup doa bersama yang dilakukan Jaringan GUSDURian Bogor, Basolia, tokoh agama, dan tokoh masyarakat. (rb/eka/ run)