METROPOLITAN - PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (Indocement) selama Ramadan 2022 melaksanakan beragam kegiatan untuk masyarakat desa mitra, serempak di seluruh kompleks pabriknya. Seperti di Kompleks Pabrik Citeureup yang menyelenggarakan program bantuan Ramadan berupa pemberian beras zakat seberat 27 ton untuk 12 desa mitra dan tiga kecamatan di Kabupaten Bogor. Di Kompleks Pabrik Cirebon menyelenggarakan program bantuan Ramadan berupa pembagian 10.110 paket beras untuk masyarakat desa mitra dan bantuan perlengkapan sarana ibadah dan takjil untuk 40 musala dan masjid. Sedangkan di Kompleks Pabrik Tarjun melakukan kunjungan silaturahmi dan menyerahkan bantuan bingkisan Ramadan, serta bantuan dana kepada perwakilan masyarakat dari delapan desa mitra. Direktur & Sekretaris PT Indocement Tbk Antonius Marcos berharap program bantuan rutin tahunan ini bisa membantu masyarakat dalam menjalani puasa di Ramadan. ”Semoga program-program ini dapat meningkatkan rasa kebersamaan antara masyarakat desa mitra dengan Indocement,” harap Antonius Marcos dalam rilisnya yang diterima Metropolitan, (19/4). Pandemi Covid-19, sambungnya, tidak menghentikan pelaksanaan program CSR Indocement untuk masyarakat desa mitra. Program-program unggulan CSR seperti program Kampung Ramah Lingkungan, program Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat, program Sekolah Adiwiyata (gerakan peduli dan berbudaya lingkungan hidup di sekolah), program Pengembangan UMKM, dan program Pengembangan Tempat Wisata terus berjalan. ”Sepanjang 2021, Indocement telah melaksanakan 916 kegiatan pemberdayaan masyarakat dengan total dana untuk pengembangan masyarakat sebesar Rp12,6 miliar,” bebernya. Tak hanya itu, Marcos, sapaan karibnya, menjelaskan komitmen Indocement terhadap Pelestarian Lingkungan Hidup. Indocement melalui Tim Manajemen Energi Indocement yang didukung Heidelbergcement Technology Center (HTC) telah mengembangkan program konservasi energi dan rencana (roadmap) untuk melakukan efisiensi energi dan penurunan CO2. ”Indocement memiliki target pada 2025 untuk emisi CO2 dari Lingkup 1 sebesar 575 kg CO2/ton semen (2021: 606 CO2/ton semen),” jelasnya. Marcos menyebut target itu bisa diraih dengan beragam inisiatif hijau, seperti meningkatkan penggunaan bahan bakar alternatif menjadi 25 persen pada 2025, menggunakan lebih banyak bahan baku alternatif untuk menggantikan klinker, mendorong penggunaan semen hijau yaitu semen hidraulis, semen slag, danportland composite cement (PCC) untuk menggantikan semen jenisordinary portland cement (OPC) secara bertahap, serta pengembangan energi terbarukan untuk sumber listrik. ”Indocement juga terus mengejar target emisi debu menjadi 10 mg/Nm3 pada 2025, target ini jauh dengan regulasi emisi debu pemerintah yang hanya berada pada angka 60 mg/Nm3, pada 2021 rata-rata emisi debu Indocement mencapai 21,9 mg/Nm3,” terang Marcos. Menurutnya, sebagai perusahaan publik yang berorientasi pada keberlanjutan, Indocement memberikan perhatian besar kepada aspek Environment, Social, and Governance/Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola (ESG/ LST) yang tercermin pada dibentuknya Komite ESG pada 2021. ”Komite ini akan memantau penerapan kinerja keberlanjutan dan memastikan keseimbangan aspek ESG,” ungkapnya. Pada aspek lingkungan, perseroan terus mengurangi jejak lingkungan dengan berbagai cara dan terobosan, Indocement terus berusaha untuk menurunkan jumlah emisi karbon, meningkatkan penggunaan material alternatif, dan mengelola limbah. ”Memastikan kelestarian lingkungan, meningkatkan kesejahteraan karyawan, serta bertumbuh harmonis bersama komunitas di sekitar perseroan,” tegasnya. (*/eka/ run)