Minggu, 21 Desember 2025

Tragedi Kecelakaan Beruntun Tol Cipularang KM 92: Laporan KNKT Buka Fakta Baru dan Langkah Perbaikan

- Minggu, 25 Mei 2025 | 15:00 WIB
KNKT ungkap fakta penyebab tragedi kecelakaan beruntun di Tol Cipularang KM 92, ini arahan perbaikan untuk keselamatan yang dianjurkan (ist)
KNKT ungkap fakta penyebab tragedi kecelakaan beruntun di Tol Cipularang KM 92, ini arahan perbaikan untuk keselamatan yang dianjurkan (ist)

METROPOLITAN.ID - Satu nyawa melayang dan puluhan luka-luka dalam kecelakaan beruntun di Tol Cipularang KM 92 bukan sekadar akibat kesalahan pengemudi.

Hasil investigasi terbaru KNKT atau Komite Nasional Keselamatan Transportasi mengungkap bahwa faktor teknis, kondisi jalan, hingga desain infrastruktur turut berperan besar dalam insiden tragis yang terjadi pada 11 November 2024.

Rekomendasi perbaikan penting pun dikeluarkan demi mencegah tragedi serupa terulang kembali.

Baca Juga: Sambut HJB ke-543, Ratusan Pelari dari 16 Negara Meriahkan Bogor City Trail di Kota Bogor

Peristiwa tragis ini melibatkan sebuah truk trailer yang kehilangan kendali dan menabrak sejumlah kendaraan yang tengah melambat, mengakibatkan satu korban jiwa, empat orang luka berat, serta 25 lainnya mengalami luka ringan.

Hasil investigasi KNKT mengungkap bahwa kecelakaan disebabkan oleh kombinasi sejumlah faktor, baik dari kondisi lingkungan maupun teknis kendaraan.

Salah satu faktor utama adalah cuaca hujan yang menyebabkan genangan air di ruas jalan tol, terutama di bagian jalan yang memiliki turunan panjang dan kemiringan melintang yang kurang ideal.

Baca Juga: Banjir Longsor di Tiara Regency Sukabumi, Developer Dituntut Tanggung Jawab

Situasi ini menyebabkan air tertampung di bahu jalan dan meningkatkan risiko kehilangan traksi, terutama bagi kendaraan berat.

Truk trailer mengalami fenomena jackknifing, yaitu kondisi ketika bagian trailer melipat terhadap kepala truk akibat perbedaan gaya gesek roda kanan dan kiri saat pengereman di permukaan licin.

Akibatnya, pengemudi kesulitan mengendalikan arah laju kendaraan. Pada saat kejadian, truk melaju sekitar 70 km/jam di jalur kanan dan tidak mampu menghindari antrean kendaraan yang melambat akibat adanya penyempitan jalur di KM 92+600B.

Baca Juga: Gagal Bersinar di Manchester United, Rasmus Hojlund Diburu Klub Italia: Siapa yang Paling Serius?

Meski sistem pengereman dinyatakan berfungsi secara teknis, kondisi jalan yang licin serta tidak meratanya gaya gesekan mengakibatkan kendaraan kehilangan stabilitas saat pengereman.

KNKT juga menyoroti bahwa dalam kondisi jackknifing, dibutuhkan lintasan dan waktu yang cukup panjang untuk mengoreksi posisi truk dan trailer.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X