METROPOLITAN.ID - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengejutkan publik dunia dengan menyatakan bahwa Israel dan Iran telah menyepakati gencatan senjata penuh yang akan segera berlaku dan mengakhiri konflik selama 12 hari terakhir.
Pernyataan tersebut disampaikan melalui akun resminya di Truth Social pada Senin (23/06/25) sore waktu setempat atau Selasa (24/06/25) dini hari WIB.
"SELAMAT KEPADA SEMUA ORANG!" tulis Trump dengan huruf kapital. "Telah disepakati sepenuhnya oleh dan antara Israel dan Iran bahwa akan ada GENCATAN SENJATA SELURUHNYA (dalam waktu sekitar 6 jam dari sekarang, ketika Israel dan Iran telah mereda dan menyelesaikan misi terakhir mereka yang sedang berlangsung!), selama 12 jam, yang pada saat itu Perang akan dianggap BERAKHIR!".
Trump menjelaskan bahwa gencatan senjata akan diawali dengan penghentian serangan oleh Iran, kemudian disusul oleh Israel 12 jam kemudian. Setelah berlangsung selama 24 jam, konflik dinyatakan berakhir.
"Ini adalah Perang yang dapat berlangsung selama bertahun-tahun, dan menghancurkan seluruh Timur Tengah, tetapi tidak terjadi, dan tidak akan pernah terjadi! Tuhan memberkati Israel, Tuhan memberkati Iran, Tuhan memberkati Timur Tengah, Tuhan memberkati Amerika Serikat, dan TUHAN memberkati DUNIA!" tutup Trump dalam unggahannya.
Iran Bantah Sepakat Gencatan Senjata Penuh
Sementara itu, Pemerintah Iran membantah klaim Trump mengenai gencatan senjata penuh.
Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, menegaskan bahwa belum ada kesepakatan resmi antara kedua negara terkait penghentian penuh aksi militer.
Meski begitu, Araghchi mengisyaratkan bahwa Iran tidak berencana melakukan serangan lanjutan, asalkan Israel menghentikan agresinya terhadap wilayah Iran.
"Namun, dengan catatan rezim Israel menghentikan agresi ilegalnya terhadap rakyat Iran paling lambat pukul 4 pagi waktu Teheran, kami tidak berniat untuk melanjutkan respons kami setelahnya," tulis Araghchi dalam pernyataannya di platform X, seperti dikutip Al Jazeera.
Ia juga menyebut bahwa keputusan akhir terkait penghentian operasi militer akan ditentukan kemudian oleh otoritas Iran.
Baca Juga: Waduh, Peserta Pesta Gay di Puncak Bogor Positif HIV dan Sifilis