Awal Konflik dan Eskalasi Serangan
Konflik terbuka antara Iran dan Israel dimulai pada 13 Juni 2025.
Saat itu, Israel meluncurkan serangan udara ke sejumlah target strategis di Iran, termasuk rumah tokoh militer, fasilitas militer, dan pusat penelitian nuklir.
Iran merespons dengan serangan balasan skala besar menggunakan ratusan drone dan rudal ke wilayah Israel.
Situasi memanas ketika Presiden Trump mengonfirmasi bahwa militer AS turut menyerang tiga fasilitas nuklir Iran: Fordo, Natanz, dan Isfahan.
Serangan tersebut menggunakan pesawat pembom siluman B-2 serta rudal jelajah Tomahawk yang diluncurkan dari kapal selam.
Langkah Amerika itu menandai keterlibatan langsung dalam konflik, yang sebelumnya lebih didominasi oleh serangan saling balas antara Israel dan Iran.
Baca Juga: Bersama NU, Supian Suri Ingin Wujudkan Depok yang Menyejahterakan Umat
Reaksi Internasional dan Korban Jiwa
Keterlibatan AS menuai kritik internasional. Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Tiongkok Xi Jinping mengecam keras aksi militer Israel terhadap Iran.
Menanggapi eskalasi, Araghchi segera bertolak ke Moskow untuk melakukan pembicaraan dengan Presiden Putin.
Berdasarkan data korban, pihak berwenang Israel melaporkan sedikitnya 25 orang tewas dan ratusan lainnya terluka akibat serangan dari Iran.
Sementara Kementerian Kesehatan Iran mencatat korban jiwa mencapai 430 orang, dengan lebih dari 3.500 orang terluka akibat serangan Israel.
Baca Juga: Pasha Ungu Murka, Usai Kiesha Alvaro Diduga Ditampar Dimas Anggara di Lokasi Syuting