Senin, 22 Desember 2025

Balita Penderita Hispospadia asal Kota Bogor Butuh Bantuan: Setahun Belum Tertangani, Kini Didiagnosa Hernia

- Rabu, 6 September 2023 | 15:08 WIB
Salam Hermawan, orang tua dari balita penderita hispospadia menunjukan foto-foto kondisi anaknya.
Salam Hermawan, orang tua dari balita penderita hispospadia menunjukan foto-foto kondisi anaknya.

"Ruang rawat inapnya tidak ada, ditunda lagi dan dibilang nanti pak nunggu lagi, nanti kita kabarin. Sementara dari bulan Mei sampai saat ini kita belum dapat jadwal juga," ungkap dia.

Mirisnya, di tengah perjuangannya mendapatkan jadwal operasi, anaknya didiagnosa penyakit baru yakni hernia. Di mana, tesis anaknya ini mulai tiga hari belakangan ini mulai membengkak.

"Jadi kita lihat sekarang setelah sekian lama pipis ngeden, itu mengakibatkan hernia, jadi sekarang didiagnosa tambahan hernia," beber dia.

"Kita konsul kan kemarin ke RS Jakarta ketemu langsung dokter urologinya, dia bilang ini ada hernia dan ini harus diobati dengan dioperasi juga," sambung dia.

"Nah jadi kata dokternya itu nanti sebelum kita memperbaiki restruktur penisnya, hernia dulu kita benerin," ungkap Salam Hermawan.

Kemudian, saat dirinya mempertanyakan kapan anaknya bisa dilakukan tindakan, lagi-lagi pihaknya belum mendapatkan kepastian kapan jadwal operasi bisa dilakukan.

"Belum ada, belum ada termasuk (penanganan untuk) yang hernia," pasti Salam Hermawan.

Adapun, ditambahkan dia, saat ini pihaknya hanya bisa berharap anaknya dapat segera bisa ditangani. Mengingat, proses operasi terhadap penyakit hispospadia, paling sedikit dilakukan sebanyak dua kali.

"Harapannya agar anak saya segera ditindaklanjuti, pastinya kita ingin anak segera dapat tindakan, terutama ya dengan diagnosa yang baru adanya hernia yang diakibatkan oleh keadaanya terdahulu kan," kata dia.

"Kita tidak tega juga anak kita tumbuhnya seperti itu, kan tumbuh kembangnya mungkin akan keganggu juga mungkin ya," sambung Salam Hermawan.

"Jadi intinya kita ingin semuanya diselesaikan dengan cepat, karena yang saya tahu untuk operasinya sendiri itu membutuhkan kurang lebih dua kali tindakan operasi, di mana rentan antara satu operasi ke operasi kedua itu kurang lebih 6 bulan, jadi 6 bulan nunggu luka sembuh baru bisa operasi lagi," lanjut dia.

Disinggung apakah sudah diupayakan untuk berobat secara umum agar bisa ditangani lebih cepat, diakui Salman Hermawan, hal tersebut pun sudah pihaknya coba tanyakan ke pihak rumah sakit, dan disebutkan bisa tanpa perlu mengantre atau menunggu jadwal seperti saat ini.

Akan tetapi, estimasi biaya yang harus dikeluarkan mencapai Rp150 juta untuk semua operasi yang diberikan.

"Untuk operasinya saja itu Rp44 juta persekali operasi, belum kamar, obat-obatan dan penunjang lainnya," beber dia.

"Sudah setahun saya tidak punya bantuan dari mana pun, kita berjuang sendiri istilahnya, tidak ada yang mau tanggungjawab. Yaudah lah kita coba saja (lewat BPJS), kita menjalani, karena ini sudah menambah diagnosa baru karena efek dari situ juga," tandas Salam Hermawan. (rez)

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Terkini

X