METROPOLITAN.id - Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota, Kompol Rizka Fadhlia mengungkapkan modus para tersangka calo Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) melalui jalur zonasi di sekolah setingkat SMP dan SMA yang ada di wilayah Kota Bogor.
Adapun, dari tindakan pemalsuan dokumen kependudukan itu para tersangka calo PPDB meraup puluhan hingga ratusan juta.
"Jadi di lapangan para orang tua murid yang ingin anaknya masuk (sekolah negeri) ya dibantu. Kalau ingin masuk, dengan memberikan tarif sekian," kata Kompol Rizka Fadhila kepada wartawan, Jumat 29 September 2023.
"(Jika disetujui) Nanti dia akan memfasilitasi, baik dari KK-nya, persyaratannya, upload linknya dan lain sebagainya," sambung dia.
Menurut Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota, dalam menawarkan cara masuk ke sekolah negeri ini, para tersangka terbilang cukup aktif. Bahkan, mereka menawarkan para orang tua murid untuk mendapatkan jasa terima beres.
Baca Juga: Polisi Tetapkan 5 Tersangka Calo PPDB di Kota Bogor, Satu Pelaku Tenaga Honorer di Pemkot Bogor
"Iya aktif. Betul mereka (orang tua murid) hanya terima beres. Jadi mereka juga ada yang memang tidak tahu prosesnya ternyata melanggar," ucap Kompol Rizka Fadhila.
Meski begitu, dilanjutkan Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota, dalam kasus ini, tidak dipungkiri ada juga orang tua murid yang mencari keberadaan para calo PPDB tersebut.
"Ada yang seperti itu (orang tua murid ngontak calo), terus pelakunya yang nawarin dengan (ngajak) ketemu," imbuh dia.
"Tidak di sekolah, mereka dari mulut ke mulut, (dapat informasi) orang itu bisa ngurus, kemudian ditelepon bisa," lanjut Kompol Rizka Fadhila.
Disinggung apakah orang tua murid yang menggunakan jasa calo PPDB hingga anaknya diterima masuk sekolah negeri akan diproses hukum, Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota menuturkan bahwa sementara para orang tua dalam kasus ini dilibatkan sebagai saksi.
"Orang tua itu kan sementara saksi, kita jerat pada pelakunya saja," ungkap Kompol Rizka Fadhila.
Diketahui, dalam melancarkan aksinya, para tersangka calo PPDB mematok tarif kepada orang tua murid, mulai dari ratusan ribu hingga puluhan juta rupiah.
