"Lalu perlu kordinasi antarardaerah. Perlu ada koordinasi dengan daerah-daerah sekitar Puncak untuk memastikan kelancaran akses jalur alternatif, termasuk perbaikan dan pengawasan jalan. Penambahan personel dijalur alternatif untuk mengarahkan," terang Nurunnisa Setiawan.
Ketiga, pentingnya fasilitas darurat dan kesehatan. Nurunnisa Setiawan menegaskan pentingnya penyiapan tim medis dan ambulans di lokasi strategis di sepanjang Jalur Puncak.
Tujuannya, agar dapat segera merespons jika ada situasi darurat kesehatan, terutama saat terjadi kemacetan panjang.
"Perlu juga pusat informasi dan posko darurat. Buat posko kesehatan dan informasi di sepanjang jalur untuk membantu masyarakat yang membutuhkan bantuan darurat atau informasi penting selama perjalanan. Contohnya dalam kejadian kemarin, di Rest Area Gunung Mas semestinya ada posko kesehatan jika menghadapi long weekend untuk meminimalisir kejadian yang tidak diinginkan," jelasnya.
Baca Juga: Cekcok saat Masak Mie, Paman Tusuk Keponakan Pakai Pisau Dapur
Keempat, pemantauan dan evaluasi berkala. Setiap selesai libur panjang, penting evaluasi tentang efektivitas pengaturan lalu lintas yang telah diterapkan.
Hal ini untuk mengetahui apakah sistem buka-tutup atau oneway berhasil, apakah jalur alternatif efektif, dan apakah layanan darurat mampu merespons dengan cepat.
"Infrastruktur seperti jalan raya, tempat istirahat, dan fasilitas umum juga harus selalu ditingkatkan untuk mengakomodasi volume kendaraan yang besar selama libur panjang," kata Nurunnisa Setiawan.
Terakhir, kerja sama dengan pemilik tempat wisata. Pemerintah harus bekerja sama dengan pengelola tempat wisata untuk memaksimalkan penggunaan lahan parkir dan mengatur arus keluar-masuk kendaraan wisatawan.
"Dengan menerapkan langkah-langkah di atas, kemacetan di kawasan Puncak selama libur panjang bisa dikelola dengan lebih baik, sehingga mengurangi risiko kecelakaan, masalah kesehatan, dan kenyamanan bagi wisatawan serta penduduk setempat," pungkasnya.***