"Kami ingin agar masyarakat lokal yang bergantung pada sektor tambang tetap bisa bekerja tanpa mengganggu kepentingan umum," ujar Asmawa Tosepu.
Baca Juga: Pemkab Bogor Bentuk Tim Khusus Untuk Awasi Truk Tambang Usai Adanya Kantong Parkir
Selain penyelesaian persoalan truk tambang, Asmawa Tosepu kembali menunjukan keberaniannya dengan melakukan penataan kawasan Puncak Bogor.
Dalam kurun waktu dua bulan, ia berhasil menertibkan pedagang dan bangunan liar di kawasan Puncak Bogor.
Para pedagang tersebut selanjutnya dipindahkan ke Rest Area Gunung Mas agar lebih tertata dan rapi. Cita-citanya, menjadikan kawasan Puncak Bogor asri seperti dulu lagi.
Identitas budaya lokal, khususnya budaya Sunda juga menjadi perhatiannya dalam melakukan penataan kawasan Puncak Bogor.
Asmawa Tosepu melibatkan budayawan lokal, seniman dan pihak terkait lainnya untuk memberikan masukan mengenai simbol-simbol budaya yang dapat diterapkan di Puncak.
Baca Juga: Sepakat Keroyokan Tata Kawasan Puncak Bogor
Bahkan, suami dari Siti Chomzah ini berharap seluruh wilayah Kabupaten Bogor, termasuk kompleks pemerintahan, dapat mengintegrasikan unsur budaya Sunda dalam arsitektur dan lingkungan.
Dengan demikian, wisatawan tak hanya menikmati pemandangan alam, tetapi juga bisa merasakan kekayaan budaya setempat.
"Penataan Kawasan Wisata Puncak bukan hanya soal menjaga lingkungan, tapi juga memastikan warga Bogor merasa menjadi tuan rumah di daerah mereka sendiri," ujar Asmawa," tegasnya.
Dalam melakukan penataan kawasan Puncak Bogor ini, Asmawa Tosepu selalu mendorong sinergi antar-SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah).
Proses ini dilakukan secara gotong royong, melibatkan berbagai SKPD, mulai dari penertiban hingga pengisian area yang sudah ditata.
Baca Juga: Tata Kawasan Wisata Puncak, Pemkab Bogor Integrasikan Budaya dan Lingkungan
Tak lama setelah penataan kawasan Puncak berjalan, Asmawa Tosepu membawa pulang penghargaan dari Tempo Media Grup sebagai pemenang kategori Pelestarian Lingkungan dan Mitigasi Bencana pada Selasa, 10 September 2024.
