Menurut Zenal, salah satu alternatif yang bisa dipertimbangkan adalah penyesuaian trayek atau menjadikan angkot sebagai feeder bagi transportasi utama, bukan menghapusnya sama sekali.
"Di dewan sudah menampung semua aspirasi sopir dan pemilik angkot, dan sudah disampaikan ke pemerintah kota. Mudah-mudahan ada solusi terbaik," jelasnya.
Terkait aspirasi yang muncul, Zenal menyebut beberapa sopir ingin menjadi pengemudi Biskita, namun sebagian pengusaha masih kesulitan karena keterbatasan unit kendaraan.
"da yang ingin jadi sopir Biskita, ada juga yang ingin unitnya dikonversi jadi bus. Tapi yang hanya punya satu unit bingung, karena tidak bisa dikonversi. Ini jadi dilema," ujarnya.
Meski begitu, Zenal tetap optimis pemerintah kota akan menemukan solusi terbaik. "Saya yakin pemerintah kota memiliki skema yang tidak merugikan semua pihak," tandasnya. (fik)