"Langkah pertama, sementara ini kita melakukan pembekuan distribusi makanan. Tadi juga ada makanan yang belum sempat terdistribusi, itu semuanya kita stop," jelasnya.
"Dari teman-teman Polsek dan Koramil juga sudah bergerak menyebar ke lokasi. Sisa makanan yang masih ada di sekolah-sekolah tidak boleh dibagikan lagi, kita minta untuk ditarik seluruhnya," ujar dia.
Sementara itu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor mencatat jumlah siswa yang diduga mengalami keracunan makanan mencapai 50 siswa.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor, dr. Sri Nowo Retno memastikan bahwa pihaknya telah melakukan tindakan cepat untuk menangani para korban dan menelusuri sumber kejadian.
Di mana, SPPG Batutulis 08 secara total telah mendistribusikan sebanyak 3.992 porsi makanan ke 17 sekolah melalui tiga kloter pada hari ini.
"Kloter pertama pukul 07.00 WIB, sebanyak 1.547 porsi telah didistribusikan ke tujuh sekolah, termasuk SD Lawang Gintung 1, 2, dan 4 serta SD dan SMP Batu Tulis. Kloter dua pukul 08.00 WIB, 1.052 porsi ke tujuh sekolah, termasuk SDN Batu Tulis 3, SMP–SMA–SMK PUI, dan SDN Lawang Gintung 1," ucapnya saat dikonfirmasi Metropolitan pada Jumat, 14 November 2025.
"Kloter ketiga pukul 09.00 WIB, 1.393 porsi ke tiga sekolah yakni SMP, SMA dan SMK Bakti Insani. Sedangkan, menu makanannya terdiri dari nasi, ayam bakar, tumis jagung wortel, susu kotak, dan keripik tempe," sambungnya.
dr. Retno mengungkapkan bahwa dari 50 korban, lima diantaranya dirujuk ke rumah sakit di RS. Ummi (1 pasien) dan RS. Melania (4 pasien).
Adapun seluruh korban yang melapor mengeluhkan gejala mual, muntah, diare, BAB berdarah atau berlendir, demam, pusing, menggigil, berkeringat dan nyeri perut.
"Gejalanya muncul cepat, sekitar 10–30 menit setelah makanan dikonsumsi. Sementara itu, seluruh korban awalnya ditangani di tiga puskesmas meliputi Puskesmas Bogor Selatan sebanyak 37 pasien, Puskesmas Bondongan 12 pasien dan Puskesmas Lawang Gintung 1 pasien," paparnya.
Lebih lanjut, dr. Retno merincikan bahwa asal sekolah korban antara lain SDN Batutulis 3 (24 siswa), SDN Batutulis 2 (11 siswa), SDN Lawang Gintung 2 (2 siswa), SMK PUI (12 siswa) dan SDN Batutulis 1 (1 siswa).
Diduga Penyebab Keracunan Makanan
Sementara itu, terkait dengan makanan yang diduga menjadi sumber keracunan, Kepala UPTD Puskesmas Bogor Selatan, dr. Maria Yuliana menegaskan bahwa pihaknya telah mengamankan sampel makanan yang dikonsumsi para siswa sebelumnya.
Termasuk, masih kata dr. Maria, sampel muntahan untuk diperiksa oleh bagian Kesehatan Lingkungan (Kesling).
"Ada yang mengatakan ayamnya agak kurang enak, sebagian menyebut sayur jagung dan sayuran lain. Namun sebagian besar menyebut ayam. Tapi kami belum bisa pastikan. Semua harus menunggu hasil pemeriksaan laboratorium kesehatan," ujarnya.
Kendati demikian, dr. Maria menambahkan bahwa seluruh makanan yang dikonsumsi para siswa berasal dari penyedia SPPG yang sama (SPPG Batutulis). Terkait hasil laboratorium, dr. Maria mengaku pemeriksaan bisa memakan waktu 2-3 hari.