METROPOLITAN.ID - Ibarat buah simalakama, begitu kayaknya situasiku. Aku, si anak tunggal, terjebak situasi yang nggak mengenakan. Suamiku ribut sama Ibuku. Mereka sama-sama keras, nggak ada yang mau ngalah. Bahkan kini anak-anakku ikutan-ikutan disuruh milih kubu; Kubu Mbah atau Kubu Ayah.
Dari awal aku menikah, suami sudah tahu tabiat Ibuku. Ibuku nih memang agak bawel dan galak. Tapi ya memang begitu sifatnya, di balik semua kebawelan itu, Ibuku ngemong dan bersih banget.
Sesudah jadi Bunda dari tiga anak, akhirnya aku paham kok kenapa Ibu dulu galak banget. Padahal anak beliau cuma satu lho, aku saja
Waktu saya dan suami pacaran, Ibu awalnya acuh tak acuh. Beliau baru baik setelah suami saat itu ngobrol bareng almarhum bapak untuk serius mau melamarku.
Aku pindah rumah setelah kami menikah. Ibu dan Bapak tinggal berdua di rumah.
Sifat Ibu mulai berubah makin emosian ketika mereka tinggal berdua itu. Serius deh, kayak anjing dan kucing. Setiap hari mereka bertengkar dan ujung-ujungnya Ibu nelpon aku untuk ngadu kelakuan bapak.
Namun, ibu langsung diam seribu bahasa saat di tahun 2004 Bapak meninggal. Hari itu kebetulan aku dan anak-anak lagi berkunjung ke rumah. Bapak jatuh tiba-tiba dan sesak napas.
Aku dan ibu menjerit. Suami langsung inisiatif bawa bapak ke mobil menuju ke RS terdekat. Innalillahi, ternyata itulah terakhir kalinya kami bertemu Beliau.
Bersambung...
Artikel Terkait
Suamiku Selingkuh tapi Aku Bersyukur Keluarga Kembali Utuh (2)
Suamiku Selingkuh tapi Aku Bersyukur Keluarga Kembali Utuh (Habis)
Usaha Suami Bangkrut, Aku Tanggung Biaya Hidup Keluarga
Salahkah Aku Menolak Bantu Rawat Keponakan
Jalani LDR dengan Suami, Aku Malah Ditakut-takuti (2)