METROPOLITAN.ID - Aku dan ibu menjerit. Suami langsung inisiatif bawa bapak ke mobil menuju ke RS terdekat. Innalillahi, ternyata itulah terakhir kalinya kami bertemu Beliau.
Aku dan suami sepakat pindah ke rumah ibu karena kasihan. Kasihan ‘kan Ibu sendirian. Sementara aku di rumah ada tiga anak yang bisa menghibur dia.
Ya, setidaknya demikian pikiran baikku.
Ternyata salah. Salah banget! Ibu bukannya terhibur malah jadi keganggu sama keluargaku. Anak-anakku setiap baru membuka mata sudah diomelin.
Nyap, nyap, nyap….ada saja yang dipermasalahkan. Ini pake suara melengking dan merepet-repet tanpa henti ya.
Awal-awal sih memang aku coba menengahi dengan memisahkan anak-anak. Namun lama-lama, anak-anak yang protes karena menurut mereka malah Mbah-nya yang kelewatan.
Perkara handuk belum dijemur aja bisa diteriakkin lantang seperti anakku mencuri. Pulang lupa cuci kaki, anak keduaku disiram air segayung. Lalu Si Sulung paling sering kena semprot karena sepertinya cara dia napas pun salah.
Bersambung...
Artikel Terkait
Suamiku Selingkuh tapi Aku Bersyukur Keluarga Kembali Utuh (Habis)
Usaha Suami Bangkrut, Aku Tanggung Biaya Hidup Keluarga
Salahkah Aku Menolak Bantu Rawat Keponakan
Jalani LDR dengan Suami, Aku Malah Ditakut-takuti (2)
Ibuku tak Pernah Akur dengan Suami dan Anak-Anak 1