Masyarakat Kota Bogor juga pada akhirnya membutuhkan ruang publik yang mampu mendorong gaya hidup sehat. Ketika fasilitas olahraga tidak memadai, yang rugi bukan hanya atlet, tetapi juga warga biasa yang ingin berolahraga setiap hari. Tidak sedikit komunitas lari, komunitas futsal, hingga klub sepak bola usia dini yang selama ini harus berpindah-pindah mencari tempat latihan. Dengan wajah baru GOR Pajajaran, akses masyarakat kepada fasilitas yang layak akan semakin terbuka.
Selain manfaat fisik, renovasi ini juga memiliki nilai sosial. Fasilitas olahraga yang baik adalah bagian dari visi “Bogor Sehat Sejahtera". Ruang olahraga adalah ruang pertemuan sosial, ruang rekreasi murah untuk keluarga, ruang pendidikan karakter bagi pemuda, hingga ruang ekonomi bagi UMKM yang hidup di sekitar kawasan olahraga. Banyak negara menjadikan “sport facility improvement” sebagai pilar pembangunan kota karena dampaknya yang multidimensi. Maka sangat disayangkan jika program strategis seperti ini dikerdilkan hanya menjadi isu politis atau bahan perdebatan tanpa data.
Memang, transparansi dan komunikasi publik tetap harus diperkuat. Pemerintah perlu menjelaskan tahap pembangunan, rincian anggaran, manfaat jangka panjang, serta mitigasi dampak proyek. Komunikasi kebijakan yang baik akan membatasi noise dan meminimalisasi potensi manipulasi informasi.
Resistensi sosial biasanya tumbuh bukan karena kebijakan buruk, tetapi karena informasi tidak tersampaikan dengan baik. Ketika ruang informasi kosong, rumor mudah masuk.
Namun, kita juga perlu jujur, pembangunan hampir selalu menimbulkan kegaduhan. Pada banyak kasus di daerah lain, renovasi ruang publik pun tak lepas dari protes entah karena kepentingan kelompok tertentu, ketakutan akan perubahan, atau dinamika politik.
Bogor pun tidak berbeda. Yang terpenting adalah menjaga agar perdebatan tetap sehat, tidak mengorbankan kepentingan publik, dan tidak menghentikan program yang sesungguhnya sangat dibutuhkan.
Melihat perkembangan progres hingga kini, renovasi tahap I berjalan sesuai target. Jika akhir Desember 2025 tahap pertama dituntaskan, maka awal 2026 Kota Bogor bisa langsung melanjutkan tahap II tanpa jeda.
Hal ini penting karena Porprov tinggal hitungan bulan. Kesiapan infrastruktur adalah aspek paling krusial dalam penyelenggaraan event olahraga, bukan hanya untuk prestise, tetapi untuk memastikan pertandingan berjalan aman, adil, dan profesional.
Dalam Teori Ranah Publik (Publik Sphere) oleh Jurgen Habermas warga negara secara bebas untuk berdiskusi rasional, membentuk opini publik dan mengawasai kekuasaan negara, terbebas dari intervensi ekonomi dan politik.
Maka, sebagai warga Bogor, kita punya dua pilihan: melihat renovasi GOR Pajajaran sebagai beban atau sebagai investasi. Jika kita memilih yang kedua, maka proses pembangunan ini bukan sekadar memperbaiki bangunan tua, tetapi memperbaiki masa depan kota. Kota yang sehat, aman, dan berdaya tidak lahir dari wacana, tetapi dari keberanian mengambil langkah-langkah strategis yang kadang tidak selalu populer di awal.
Pada akhirnya, wajah baru GOR Pajajaran bukan hanya simbol perubahan fisik, tetapi juga simbol harapan. Harapan bahwa Kota Bogor serius menata ruang publiknya. Harapan bahwa fasilitas olahraga dapat dinikmati semua warga. Harapan bahwa anak-anak, remaja, hingga atlet difabel dapat berlatih di tempat yang layak dan aman.
Dan harapan bahwa masyarakat Bogor pada akhirnya memiliki ruang yang dapat membangkitkan semangat untuk hidup lebih sehat.
Renovasi mungkin tidak menyenangkan bagi sebagian pihak. Tetapi membiarkan stadion berusia 50 tahun tetap apa adanya rapuh, tidak aman, dan tidak fungsional adalah ketidakadilan jauh lebih besar. Kota Bogor layak berkembang. Warganya layak mendapatkan fasilitas yang pantas. Dan renovasi GOR Pajajaran adalah langkah penting ke arah sana.(*)
