“Terdapat 8 langkah prosedur dalam proses codex membuat atau menetapkan regulasi, dan titik kritis nya ada pada step awal yang disebut/ dikenal “regulatory impact assessement”. Disini setiap negara akan menilai dan mengkaji dampak regulasi tersebut terhadap negaranya. Jika tidak menguntungkan atau membahayakan, makan mereka akan berupaya untuk menolak regulasi tersebut dan begitu sebaliknya” jelas Prof Purwiyatno.
Baca Juga: IMAG 2023, Empat Atlet Wushu Kota Bogor Berlaga di Nomor Taolu
Segala bentuk produk yang dibuat dan dikeluarkan oleh codex disebut sebagai “text codex”.
Produk tersebut dalam bentuk standar, pedoman, kode praktik dan lain sebagainya.code text ini dapat di baca dan diunduh secara gratis oleh masyarakat umum di laman web codex.
Beberapa Text codex terkait air seperti CXS 108-1981 mengenai standar untuk air minum mineral dan CXS 227-2001 standar untuk air minum non mineral.
Sedangkan CXC 33-1985 dan CXC 48-2001 itu diperuntukkan untuk produsen atau pelaku usaha dalam memproses air menjadi air dalam kemasan, baik yang air mineral maupun non mineral.
Dalam konteks food safety, pada text codex, kita concern pada bagian food additivies dan Hygiene nya.
Dan untuk food safety terkait air, saat ini codex sedang proses menyusun regulasi nya pada CAC46 (27/11- 02/12 2023).
Water safety tergantung pada konteks, tujuan penggunaan, hazards dan pengukuran agar produk tersebut aman sampai konsumen.
Intinya adalah banwa kita ingin menggunakan air secara berkelanjutan , tetapi dapat menghasilkan produk seperti pertanian yang juga aman dikonsumsi oleh konsumen. “ safety and sustainability”
Sementara itu, Prof Nugraha Edhi Suyatma menyampaikan materi mengenai: Issu Keamanan dan Lingkungan dari Kemasan Produk Air Minum dalam Kemasan (AMDK).
Baca Juga: Karina Soerbakti Berikan Bantuan Kursi Roda untuk Masyarakat Tegal Lega
Materi tersebut dibagi kedalam beberapa poin utama. Pertama, jenis kemasan produk AMDK.
Prof Nugraha memberi ilustrasi salah satu merk dagang AMDK yang ada di Indonesia.
