METROPOLITAN.ID - Panggung Rakyat bertajuk 'Bongkar' di Stadion Madya Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, mengalami momen bergemuruh ketika Fajar Merah, anak dari penyair dan aktivis hak asasi manusia (HAM) Wiji Thukul, membacakan puisi 'Momok Hiyong'.
Dalam acara Panggung Rakyat 'Bongkar' yang dihadiri ribuan penonton, Fajar Merah dengan penuh semangat menyampaikan pesan kritis yang terkandung dalam puisi 'Momok Hiyong' sang ayah, Wiji Thukul.
Puisi 'Momok Hiyong' karya Wiji Thukul yang dibacakan Fajar Merah menjadi sorotan karena mengkritisi tajam kekuasaan, penyalahgunaan kekuasaan, dan pengorbanan rakyat beserta lingkungan alam.
Usman Hamid, aktivis HAM, memberikan pengantar sebelum Fajar Merah naik ke panggung utama. Dengan penuh semangat, Fajar membacakan puisi sang ayah yang sarat makna.
Dalam puisi tersebut, Momok Hiyong digambarkan sebagai biang kerok yang jago membuat ricuh dan jingkrak-jingkrak saat situasi keruh.
Puisi juga mencerminkan kebijakan kejam dan siasat licik, menghadirkan gambaran sosok yang di luar batas dan menafsirkan demokrasi serta hak asasi semaunya.
Baca Juga: Berikut ini Nama 13 Kades Baru yang Dilantik Pj Bupati Purwakarta Benni Irwan
Fajar Merah, tampil mengenakan kaus putih bergambar wajah Wiji Thukul, berhasil menghipnotis ribuan penonton dengan pembacaan puisi yang penuh emosi.
Para penonton, tak terkecuali para seniman dan budayawan yang turut hadir, merekam momen tersebut dengan ponsel mereka.
Setelah pembacaan puisi, ribuan penonton memberikan tepuk tangan meriah sebagai bentuk apresiasi atas keberanian Fajar Merah dalam menyampaikan pesan kritis melalui karya sang ayah.
Baca Juga: Warga Bekasi Pemilik Lahan Ini Tolak Uang Ganti Rugi Rp4,43 Miliar buat Perluasan TPA Burangkeng
Usman Hamid pun menyuarakan dukungan untuk para korban pelanggaran HAM yang hilang, termasuk Wiji Thukul dan tokoh-tokoh lainnya.
Acara dilanjutkan dengan serangkaian lagu-lagu perjuangan, seperti 'Kaisar Sambo', sebagai bentuk ekspresi perlawanan terhadap kekuasaan yang korup.