Minggu, 21 Desember 2025

Polemik Meninggalnya Samson si Preman Simpenan dan Minimnya Anggaran Penanganan ODGJ di Kabupaten Sukabumi

- Selasa, 25 Februari 2025 | 07:42 WIB
Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kabupaten Sukabumi, Agus Sanusi (ist)
Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kabupaten Sukabumi, Agus Sanusi (ist)

METROPOLITAN.ID - Suherlan alias Samson si preman dari Simpenan, Kabupaten Sukabumi, yang meninggal secara tragis setelah dihakimi massa menyisakan berbagai tanggapan.

Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kabupaten Sukabumi, Agus Sanusi, mengungkapkan bahwa almarhum telah beberapa kali mendapat penanganan medis sebelum kejadian nahas tersebut.

Menurut Agus, Suherlan alias samson merupakan warga Simpenan yang telah beberapa kali mendapatkan layanan kesehatan, termasuk rujukan ke RS Marzoeki Mahdi, Kota Bogor.

Baca Juga: Jelang Ramadan, Pemerintah Kabupaten Sukabumi Siapkan Strategi Pengendalian Inflasi

“Terakhir, pasien dirujuk kembali pada Januari 2025 atas kerja sama antara Puskesmas, Polsek, TKSK Dinas Sosial, dan pemerintah desa,” ujar dia.

Selain mendapatkan penanganan medis, Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan juga telah mengupayakan rehabilitasi bagi Suherlan. Ia sempat menjalani perawatan di Panti Rehabilitasi Paramarta dan Panti Rehabilitasi Aura Welas Asih.

Baca Juga: Perbasi Kabupaten Bogor Hadiahi Korban Kekerasan SDH Basketball 2025 Jersey, Pelaku Juga Dapat Pembinaan

Setelah perawatan di rumah sakit, tenaga medis dari Puskesmas rutin mengunjungi kediaman Suherlan untuk memastikan keluarga mengambil obat di Puskesmas.

Namun, menurut pihak keluarga, Suherlan sering menolak minum obat dan bahkan mengamuk saat disuruh mengonsumsinya.

Terkait anggaran, Agus Sanusi mengungkapkan bahwa Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi hanya memiliki alokasi sebesar Rp27 juta untuk penanganan pasien ODGJ sepanjang 2024.

Dana tersebut digunakan untuk pengambilan obat dari tingkat provinsi, pencatatan, pelaporan, serta kunjungan ke pasien ODGJ.

“Penanganan kasus ODGJ harus dilakukan secara bersama-sama dengan masyarakat dan seluruh pemangku kepentingan terkait. Dukungan sosial sangat penting agar penderita ODGJ mendapatkan pengobatan yang layak,” jelasnya.

Ia menekankan bahwa Kabupaten Sukabumi juga membutuhkan ruang inap khusus untuk perawatan pasien ODGJ serta fasilitas rehabilitasi pasca-rawat agar kasus serupa tidak terulang.

“Ini harus menjadi perhatian serius, karena tanpa fasilitas yang memadai, pasien berisiko kembali ke masyarakat tanpa pengawasan yang optimal,” tegas Agus.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Anak-anak Kena Judol, Kegagalan Negara Sekuler?

Selasa, 3 Juni 2025 | 12:13 WIB

Wakil Bupati Purwakarta Lepas 308 Jemaah Haji

Senin, 26 Mei 2025 | 12:49 WIB
X