METROPOLITAN.ID - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sukabumi terus berupaya memulihkan kondisi di wilayah terdampak bencana dengan memperpanjang masa tanggap darurat.
Keputusan ini diambil setelah melihat dampak bencana yang cukup parah di beberapa wilayah, terutama di tiga kecamatan, yaitu Palabuhanratu, Simpenan, dan Lengkong.
Ketiga daerah ini menjadi fokus utama dalam rapat evaluasi yang digelar di Pendopo Palabuhanratu pada Rabu, 12 Maret 2025.
Baca Juga: 3 Hotel dengan Fasilitas Lengkap untuk Sahur dan Buka Puasa selama Ramadhan di Malang
Bencana yang terjadi pada 6 Maret 2025 lalu sendiri mengakibatkan tanah longsor di 11 titik dan banjir di 17 titik di berbagai wilayah Kabupaten Sukabumi.
Akibatnya, berbagai fasilitas umum mengalami kerusakan berat, termasuk 36 jembatan dan 10 tembok penahan tanah yang ambruk.
Selain itu, ratusan rumah warga mengalami kerusakan mulai dari ringan hingga berat, sehingga ribuan warga harus mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Baca Juga: Rakor di Bogor, Mensos Gus Ipul Target Bangun 30 Sekolah Rakyat di Jabar, Gratis untuk Warga Miskin
Menurut data terbaru, bencana ini telah menyebabkan enam korban meninggal dunia, dua orang mengalami luka-luka, dan tiga lainnya masih dalam pencarian.
Bupati Sukabumi, H. Asep Japar menegaskan, pemerintah daerah akan terus bekerja keras untuk memastikan semua warga terdampak mendapatkan bantuan yang dibutuhkan, baik berupa kebutuhan dasar maupun rehabilitasi infrastruktur.
Baca Juga: Kontroversi Penalti Julian Alvarez Warnai Kemenangan Madrid atas Atletico
Salah satu langkah utama yang dilakukan adalah percepatan pendataan rumah yang rusak agar bantuan dari pemerintah provinsi dan pusat dapat segera disalurkan kepada warga yang membutuhkan.
"Koordinasi antar instansi terus diperkuat untuk memastikan proses pemulihan berjalan tanpa hambatan," ujarnya.
Sejumlah dinas terkait dikerahkan untuk membersihkan puing-puing serta memperbaiki akses jalan yang terputus akibat bencana.