Ia memastikan, pemerintah akan mempercepat pemulihan pondok pesantren menggunakan Biaya Tak Terduga (BTT) agar kegiatan belajar-mengajar dapat kembali berjalan normal.
Sementara itu, Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Syekh Abdul Qodir Jaelani, Kiai Hasan, menyampaikan duka mendalam atas peristiwa yang menelan korban jiwa tersebut.
"Ini musibah, kami berduka. Dari 19 santri yang sedang berada di lokasi kejadian, satu orang santri putri meninggal," ungkapnya.
Musibah terjadi pada Rabu dini hari, 29 Oktober 2025, ketika 19 santri tengah beristirahat di dalam asrama. Akibatnya, 14 santri mengalami luka ringan, empat dirawat di rumah sakit, dan satu santri putri meninggal dunia.
Pemkab Situbondo memastikan akan terus memberikan pendampingan dan bantuan kepada seluruh korban hingga mereka pulih dan aktivitas pondok kembali normal.***