metro-jabar

Fase Lanjutan Program SCG ASIK, Dukung Pemerintah Capai Target Prevalensi Stunting 14 Persen pada Tahun 2024

Senin, 7 Oktober 2024 | 17:46 WIB
SCG Asik bantu Pemerintah Kota Sukabumi turunkan stunting (ist)

METROPOLITAN.ID - SCG melalui anak perusahaannya di Indonesia, PT Semen Jawa dan PT Tambang Semen Sukabumi, kembali melanjutkan program SCG ASIK (Aku Suka Ikan) pada tahun 2024.

Program tersebut merupakan bagian dari inisiatif Program Pemberdayaan Masyarakat (PPM) di bawah pilar Kesehatan yang bertujuan untuk mendukung upaya pemerintah Indonesia dalam menurunkan prevalensi stunting. Informasi yang berkaitan hal itu disampaikan pada Senin 7 Oktober 2024.

Program SCG ASIK pertama kali diperkenalkan pada tahun 2023 untuk mendukung pemerintah dalam mengatasi masalah stunting, salah satunya dengan mengenalkan khasiat daging ikan sebagai menu bergizi yang mudah diolah dan terjangkau.

Baca Juga: Antisipasi Banjir Akibat Drainase Tersumbat, BPBD Kota Sukabumi Ingatkan Warga Jangan Buang Sampah Sembarangan

Di tahun 2024, program ini berfokus pada ibu hamil dengan status Kekurangan Energi Kronis (KEK) serta anak dan balita dengan status gizi kurang.

Bekerja sama dengan berbagai pihak, seperti Dinas Kesehatan, Dinas Perikanan, Pemerintah Desa, Puskesmas, dan kader posyandu, rangkaian kegiatan SCG ASIK diadakan pada 17-24 September 2024 di lima desa sekitar area operasi SCG di Sukabumi.

Desa-desa tersebut antara lain Kebonmanggu, Sirnaresmi, Tanjungsari, Wangunreja, dan Sukamaju, dengan melibatkan sebanyak 61 masyarakat sasaran.

Baca Juga: Cerdas Tanggapi Hoaks, Mafindo Bogor Gelar Sekolah Kebangsaan Tular Nalar

Peramas Wajananawat, Presiden Direktur PT Semen Jawa dan PT Tambang Semen Sukabumi, menjelaskan bahwa program SCG ASIK merupakan kelanjutan dari Program Makanan Tambahan (PMT) yang sudah dilakukan sejak 2019.

“Kami percaya bahwa generasi unggul masa depan Indonesia dimulai dengan pengetahuan dan peningkatan kualitas gizi sejak dini. SCG ASIK berfokus pada kolaborasi antara berbagai pihak untuk menciptakan ekosistem yang mendukung pemenuhan gizi bagi anak-anak,” ujarnya.

Stunting lanjut dia, masih menjadi masalah kesehatan serius di Indonesia, tidak hanya mempengaruhi kondisi fisik anak, tetapi juga dapat menghambat perkembangan kognitif serta kinerja jangka panjang anak karena perkembangan otak yang tidak optimal.

Baca Juga: Dijanjikan Fasos Fasum, Warga Setiabudi Estate Sukabumi Meradang : Janji Pengembang cuma Pepesan Kosong

Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 mencatatkan prevalensi stunting nasional sebesar 21,5%, yang menurun 0,8% dibandingkan tahun sebelumnya. Kementerian Kesehatan menargetkan prevalensi stunting turun menjadi 14% pada 2024.

Program SCG ASIK mengatasi masalah stunting melalui pendekatan multidimensional, yang melibatkan berbagai aspek seperti kesehatan, pola asuh, dan lingkungan.

Halaman:

Tags

Terkini

Anak-anak Kena Judol, Kegagalan Negara Sekuler?

Selasa, 3 Juni 2025 | 12:13 WIB

Wakil Bupati Purwakarta Lepas 308 Jemaah Haji

Senin, 26 Mei 2025 | 12:49 WIB