METROPOLITAN.ID - Terkait banyaknya keluhan masyarakat terhadap tagihan pembayaran rekening listrik yang secara tiba-tiba membengkak atau harganya tidak normal dari biasanya.
Pihak PLN Cikampek menyalahkan pelanggan karena tidak membukakan petugas untuk mengecek kilometer listrik.
PLN Cikampek bidang pelayanan pelanggan Dian mengatakan, adanya Pembekakan Tagihan kepada pelanggan disebabkan tidak adanya laporan akurat dari pegawai lapangan dan tidak ada laporan dari pelanggan yang bersangkutan.
Baca Juga: Baznas Kabupaten Sukabumi Diganjar Penghargaan pada Hari Disabilitas Internasional 2024 di Bandung
Sehingga pihak PLN hanya menggunakan data sebelumya yang pernah masuk dan diambil rata rata dari tagihan.
"Kalau tiba tiba membengkak itu adalah jumlah akumulasi dari beberapa bulan yang datanya tidak masuk. Karena setiap petugas kami datang ke lokasi biasanya pelanggan tidak ada di tempat dan rumahnya tergembok atau terkunci gerbangnya," dalih pihak PLN.
Secara aturan PLN sambungnya, jika ada pelanggan yang tidak bisa diakses kilometernya. Maka pihak PLN berhak memberikan tagihan dengan perkiraan atau rata rata tagihan sebelumnya.
Baca Juga: 6 Bangunan Terpaksa Digusur, Dampak Dari Pembangunan Jembatan Ciselang Karawang
"Jadi kalau sekarang membengkak itu tanggung jawab pelanggan dan wajib melunasi. Tidak ada keringanan ataupun toleransi, jika tidak dibayar maka akan diputus," jelasnya.
Sementara itu salah satu warga Pucung Mamah Rohimah yang tagihan listriknya tiba tiba membengkak merasa dirugikan dengan kejadian tersebut. Pasalnya pihaknya merasa tidak menghalangi petugas untuk mendata kilometer dirumahnya.
"Saya memang jualan dipasar tapi tidak setiap hari, jadi dirumah tidak ada siapa siapa. Seharusnya petugas PLN memberitahukan jadwal pengecekan kilometer dirumahnya. Atau bisa menghubungi lewat surat atau lewat pesan. Jangan menunda sampai 6 bulan," jelasnya.
Baca Juga: Pemkab Bogor Gelar ASN Award 2024, Apresiasi untuk Pegawai Berprestasi
Soalnya, sambungnya, jika tiba tiba pembayaran listrik harus mencapai 700 ribu pihaknya merasa keberatan. Karena bagi seorang janda anak 2 tersebut nominal 700 ribu cukup banyak.
"Lagi jaman kaya gini jangankan uang 700 ribu, buat bayar yang biasanya 100-150 ribu perbulan saja lumayan repot. Ini tiba tiba harus bayar 700 ribu, uang dari mana. Lagian ini juga bukan sepenuhnya kesalahan kami. Harusnya ada keringanan dari PLN sendiri," tandasnya.(Man)