CIBINONG – Tahun ini kawasan Puncak, Bogor, harus steril dari imigran ilegal. Hal tersebut dikatakan Kepala Seksi Kewaspadaan Dini dan Ketahanan Bangsa, Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Bogor Toto Supriadi kepada Metropolitan, kemarin.
Menurut dia, perintah itu langsung didapat dari menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menkopolhukam) dan bupati Bogor. “Jadi, tahun ini imigran ilegal yang mencari suaka tinggal di kawasan wisata Puncak harus ditertibkan. Lokasi ini pun harus steril,” ujarnya. Dia menjelaskan, data terakhir pada 2016 lalu terdapat 1.673 imigran tinggal di wilayah tersebut dan hingga awal tahun ada penambahan tujuh imigran. “Tentu akan ditertibkan dan ke depannya akan diberi sosialisasi,” katanya.
Saat ini, lanjut Toto, pihaknya selaku pengawas dan pihak eksekutor tetap ada pada imigrasi. “Kewenangannya ada pada imigrasi. Sebab, tim terpadu telah dibentuk dan pembersihan ini merupakan arahan langsung menkopolhukam. Tim ini terdiri dari Kantor Imigrasi, polres, kodim, BIN dan kesbangpol,” jelasnya. Menurut Toto, tim sengaja dibentuk untuk menekan jumlah imigran di daerah Puncak. “Untuk kawasan Puncak, imigran dari Afganistan sekitar 1.000 lebih dan didominasi Iran, Irak, Pakistan dan Afrika. Puncak bukanlah kawasan untuk para Tenaga Kerja Asing (TKA), makanya akan ditertibkan,” tegasnya.
Toto menjelaskan, kegiatan tersebut juga akan menyasar pada turis, peneliti asing, termasuk pengungsi yang mencari suaka di lokasi wisata itu. “Kami membantu mengawasi dan mendata imigran. Semoga setelah giat ini berlangsung, mereka tak lagi tinggal di Kabupaten Bogor,” tuturnya.
Informasi yang dihimpun, pada 2012 terdapat 6.800 imigran dan pada 2014-2015 terdapat penurunan angka hingga 400, namun kembali terjadi lonjakan pada akhir 2016 sebesar 1.673 imigran gelap.
(yos/b/feb/mg2/py)
