Tegas, lugas dan berwibawa. Begitulah keseharian Ketua Dewan Pimpinan Kabupaten Bogor–Lembaga Penyelenggara Pemantau Negara Republik Indonesia (DPK–LPPNRI) M Jarkasih. Berkantor di Jalan Baru Bukit Villa Bojonggede, Bilabong, Blok H1C, Nomor 03, Desa Cimanggis, Kecamatan Bojonggede, Kabupaten Bogor, menjadi awal mula cerita Jarkasih dalam menakhodai lembaga tersebut.
YA, satu tahun sudah dirinya menjabat sebagai pucuk pimpinan di DPK-LPPNRI. Biarpun baru, ia tak segan menindak anak buahnya yang berani main-main. “Kalau main-main ya harus pecat! Karena kan lembaga ini berdiri dan berkiprah bukan untuk main–main,” tegasnya.
Menurut dia, lembaganya punya kewajiban untuk mengawal penggunaan anggaran pusat Rp1 miliar. Hal itu pun menjadi amanah yang harus diemban hingga anggaran tersebut tepat sasaran. “Saat ini kami beranggotakan 20 orang, dari yang sebelumnya lebih dari 30 anggota. Mengapa mereka hengkang? Karena mereka tidak dapat mengikuti ritme kinerja lembaga ini,” ujar pria kelahiran Bogor 5 Mei 1980 itu.
Dengan luas wilayah Kabupaten Bogor, ia mengakui perlu kerja ekstra dalam mengawasi penggunaan anggaran. “Bagaimanapun anggaran tersebut dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Makanya harus dipantau sebaik mungkin agar tidak disalahgunakan,” paparnya.
Walau harus tegas, sambung dia, prinsip menjaga tali silaturami harus tetap dijaga dengan baik. Baginya, lembaganya bukan mencari musuh, melainkan mitra dari instansi pemerintah di Tanah Pasundan.
“Alhamdulillah kami tetap menjunjung tinggi tali silaturami, karena bagaimanapun setiap perjalanan lembaga itu merupakan pelajaran yang harus dipetik hikmahnya,” terang putra daerah asal Desa Pondokudik, Bogor itu. Ia pun mengaku senang bisa memiliki pengalaman baru, sahabat baru, kehidupan baru dan suka-duka baru pula. “Saya berharap ke depan lembaga ini bisa semakin baik dan dikenal dalam setiap pemerintahan di Kabupaten Bogor,” pungkasnya.
(yos/b/feb/py)