Suka duka menjadi petugas kebakaran (damkar) dirasakan Ridwan. Pria yang sudah 21 tahun bekerja di Dinas Damkar Kabupaten Bogor itu sepenuh hati menjalankan pekerjaannya yang terbilang berisiko tinggi. Sampai-sampai ia pernah mengalami hal yang tidak mengenakkan saat bertugas. Mulai dari disoraki hingga dilempari kol busuk.
BERTUGAS sebagai anggota damkar, membuatnya harus siaga 24 jam penuh. “Saya mulai ikut pendidikan damkar pada 2007. Sekarang Alhamdulillah saya sudah menjadi PNS, tapi masih kerja di lapangan,” ujar ayah tiga anak itu.
Sebagai petugas damkar, dia dituntut memiliki mental dan tanggung jawab tinggi. Sebab, yang dikerjakan merupakan penyelamatan bencana bahkan menyangkut nyawa orang. “Harus siap siaga pokoknya, karena kapan bisa ada telepon pemberitahuan kebakaran dan di situ kita harus sigap,” katanya.
Dalam menjalankan pekerjaannya, ia mengaku harus cepat tanggap dan punya mental baja. “Cemoohan sama disorakin saat terlambat datang sudah biasa, bahkan saat itu saya pernah dilempar kol busuk,” kenangnya.
Walaupun berbagai macam kendala ditemui di lapangan, ia mengaku hal itu malah menjadi tantangan tersendiri. “Semuanya jadi tantangan untuk bisa bekerja profesional,” tandasnya.
(cr2/c/feb/py)