METROPOLITAN – Di bulan suci Ramadan, peningkatan permintaan terhadap daging sapi menjadi agenda rutin tiap tahun. Hal ini dilatarbelakangi lantaran olahan daging dibutuhkan untuk hidang utama saat berbuka atau santap sahur saat berpuasa. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Rumah Potong Hewan (RPH) Kota Bogor pun menerima jumlah pemotongan hewan tiga kali lipat dari kondisi normal sebelum Ramadan. Biasanya, RPH menerima 35 ekor sapi per harinya. Jumlahnya meningkat hingga tiga kali lipat atau menjadi 105 ekor sapi pada pekan awal menjelang puasa kemarin.
Kepala UPTD RPH Kota Bogor Raden Medi Sandora mengatakan, peningkatan permintaan daging terjadi saat menjelang puasa dan menjelang lebaran. Ia menjelaskan harga daging di pasar saat ini masih stabil. Diketahui harga daging sapi masih berada di angka Rp 110 ribu hingga Rp 120 ribu.
Namun ia tidak menepis kemungkinan harga tersebut akan naik secara bertahap menjelang lebaran. Tahun lalu, harga daging naik mencapai Rp 150 ribu dari harga normal Rp 110 ribu. Untuk tahun ini ia mengaku tidak mengetahui akan naik berapa. Karena bukan RPH yang menentukan harga. “Tapi secara keseluruhan stok daging untuk puasa dan lebaran aman,” ujarnya saat ditemui di kantornya yang terletak di Jalan KH. Abdullah Bin Nuh, Kelurahan Bubulak, Kecamatan Bogor Barat.
Dia mengatakan sapi-sapi yang dikirim ke UPTD RPH Kota Bogor merupakan sapi impor dari Australia yang digemukkan di berbagai feedlot atau tempat penggemukkan sapi seperti Lampung, Sukabumi, Tangerang, Cariu dan Rumpin. Medi mengatakan sapi-sapi yang masuk ke pasar haruslah dipotong di UPTD RPH Kota Bogor. Karena disini tidak semata-mata pemotongan, tetapi juga melakukan tes kesehatan dan kelayakan daging untuk dipasarkan. “Kita pWandik, Larang Spaduk Rokok Dekat Sarana Pendidikan
DRAMAGA – Adanya siswa Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) merokok di akibatkan pergaulan dan iklan rokok di jalan, terutama sekitar sekolah. Melihat kondisi tersebut, menjadi perhatian serius Dewan Pendidikan Kabupaten Bogor.
Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Bogor Abidin Said mengaku, perihatin akan kondisi dunia pendidikan, kurangnya infrastuktur sekolah, termasuk tenaga pengajar. Ditambah lagi, menjamurnya spaduk rokok yang di pasang dekat sekolah. Padahal, anak anak SD tidak seharusnya tidak diperlihatkan dengan iklan yang berkaitan dengan tembakau.
“Kami Dewan Pendidikan Kabupaten Bogor memprotes reklame rokok yang di pasang di depan sekolah tersebut,”kesalnya.
Ia menjelaskan, seharusnya pemasangan reklame rokok tidak dekat dengan institusi pendidikan. Sayangnya, seperti di Jalur Dramaga yang dekat dengan Kampus IPB dan sekolah SD Babakan, puluhan sepanduk rokok bertebaran.
“Banyaknya spaduk rokok di dekat sekolah sama saja mengiring anak merokok, sehingga petugas Satpol PP menertibkan setiap sepaduk yang tak berizin atau berada di dekat gedung sekolah,”tukasnya. (ads)unya paramedic dan dokter hewan yang akan memeriksa kelayakan sebelum dan sesudah pemotongan,” tukasnya.
(cr2/b/ram)